Menurut Retno, lomba ini bukan sekadar ajang kreativitas, tapi juga media penguatan literasi visual sejak usia dini.
“Kami ingin menanamkan bahwa literasi itu tidak cuma membaca dan menulis, tapi juga mengekspresikan diri lewat gambar dan warna,” tuturnya.
Tak hanya itu, organisasi Pramuka dan PMR sekolah juga dilibatkan dalam kegiatan “Cakrawala Penggalang” yang mendatangkan peserta dari 20 sekolah di wilayah Pekalongan.
Gery Noval Pratama, siswa kelas XI jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya bertugas sebagai panitia kegiatan yang menghadirkan berbagai lomba kepramukaan.
“Mulai dari tali-temali, pengenalan tanaman herbal, sampai praktik PBB, semua peserta diajak belajar dengan cara yang seru,” ujar Gery sambil tersenyum.
Ia mengaku bangga bisa terlibat langsung karena kegiatan ini memberi pengalaman baru yang tak didapatkan di dalam kelas.
Melalui kegiatan ini, SMKN 3 Kota Pekalongan berhasil menunjukkan bahwa pendidikan karakter bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, kolaboratif, dan kontekstual.
Tidak sekadar slogan di dinding sekolah, nilai-nilai Pancasila dihidupkan lewat tindakan nyata yang melibatkan siswa sebagai pelaku utama.
Dengan dukungan penuh dari para guru dan orang tua, SMKN 3 membuktikan diri sebagai sekolah yang tidak hanya mencetak lulusan siap kerja, tapi juga siap hidup.
“Tisnaka Widya bukan sekadar tema, tapi cita-cita yang kami upayakan bersama,” tutup Yeni dengan mata berbinar.