Sambut Ramadan, Warga Pudakpayung Kuras Sendang Gede

Jumat 14-02-2025,17:18 WIB
Reporter : Wahyu Sulistiyawan
Editor : Wawan Setiawan

"Ayam yang dibawa merupakan swadaya warga setiap RT, ayam itu langsung dibakar utuh diatas kayu bakar untuk mempermudah dalam memasak dan dibagi untuk dinikmati oleh warga semua," kata Sunarmin.

Sunarmin menceritakan, pertama kali yang menemukan sendang Gede adalah sosok Nyai Tayem pada abad 15 untuk kebutuhan air bersih warga dan pertania.

"Nyadran dan kuras sendang Gede ini juga sebagai bentuk penghormatan luluhur Nyai Tayem yang sudah menemukan sendang ini untuk kehidupan warga dan pertanian,"katanya.

Sunarmin berharap Dinas Pariwisata bisa memberikan ide untuk mengembangkan Dusun Pucung dan tradisi yang sudah ada.

"Kita berharap tradisi ini terus berkembang, dan Dinas Pariwisata juga bisa mengembangkan Dusun Pucung karena lokasinya berdekatan dengan hutan Wisata Penggaron, sehingga wisata Jip juga bisa masuk kesini," ujarnya.

Camat Banyumanik, Eka Kriswati menyampaikan, Pemerintah Kota Semarang selalu memberikan dukungan terhadap tradisi nyadran yang rutin dilakukan setiap tahun di Dusun Pucung.

"Kami menyediakan anggaran dalam bentuk dukungan pemerintah, seperti pemasangan paving dan pembangunan pendopo di area sendang Gede,"jelasnya.

Eka menceritakan, di Kelurahan Pudakpayung baru saja mengembangkan desa wisata yang baru dibuka pada 2024 kemarin.

"Nantinya kita juga akan berkolaborasi dengan komunitas Hysteria untuk mengembangkan desa wisata di Pudakpayung,"jelasnya.

Ia menambahkan, di Kelurahan Pudakpayung sendiri terdapat kurang lebih 15 sendan dan beberapa makan yang masyarakatnya masih melakukan tradisi sadranan.

"Ini merupakan bentuk melestarikan budaya dan mendoakan leluhur, agar kita juga diberikan keselamatan," tambahnya.

Kategori :