SEMARANG, diswayjateng.id - Bagi masyarakat pesisir seperti di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, banjir merupakan agenda rutin tahunan disaat musim hujan tiba.
Dari sebagian warga, memilih untuk meninggikan bangunan rumahnya agar terhindar dari genangan banjir yang selalu menghantui setiap tahunnya.
Hujan lebat yang mengguyur Kota Semarang terjadi sejak Rabu, 29 Januari 2025, yang mengakibatkan mobilitas warga berkurang. Karena terganggunya akses jalan.
Pantauan diswayjateng, pada Senin, 3 Februari 2025, banjir menggenangi kampung Tanggungrejo RT 2 RW 5 Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Gayamsari dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter.
BACA JUGA: Kerahkan Dua Pomba, Ketinggian Banjir Kaligawe Bertambah
BACA JUGA: Banjir Tak Berkesudahan, Warga Sayung Muak dan Pasang Spanduk Protes
Salah satu warga, Yarkasi Sukadi menyampaikan sebelumnya banjir sudah masuk ke area perkampungan sejak dua hari lalu dan kembali naik pagi tadi.
"Dua hari kemarin, banjir sudah mulai masuk area pemukiman setinggi 10 hingga 15 sentimeter dan mulai surut, namun karena kembali hujan air kembali naik higga 50 sentimeter tadi pagi," jelasnya.
Karena menjadi langganan banjir, ia terpaksa meninggikan rumahnya hingga 1 meter dari permukaan jalan.
"Saya terpaksa tinggikan 1 meter dari jalan agar tidak kemasukan air,"ungkapnya.
Bangunan rumah warna biru muda 2 lantai itu tampak berdiri megah dibandingkan rumah disampingnya, lantai dasar digunakan untuk TPQ dan lantai 2 untuk rumah tinggal.
"Saat saya tinggikan, sekalian dibangun 2 lantai karena kita buka tempat pendidikan Al-Quran buat anak-anak kampung sehingga tidak terganggu saat banjir seperti ini," ujarnya.
Yarkasi menceritakan, sejak tinggal di Tanggungrejo RT 2 RW 5, pada 1995, dirinya sudah menguruk berkali-kali rumahnya. Bahkan, dua kali rumah kependam.