Banjir Tak Berkesudahan, Warga Sayung Muak dan Pasang Spanduk Protes
Balai Desa Kalisari dengan leaflet protes warga terkait banjir yang tidak ada solisi-nungki diswayjateng-
DEMAK, diswayjateng.id - Sepanjang jalan Desa Kalisari yang tergenang air kurang lebih 40 cm hingga 50 cm di dua titik lokasi dengan panjang 500 cm dan 300 cm membuat akses jalan terhambat, ekonomi terganggu sehingg membuat warga melakukan aksi protes di Balai Desa.
Aksi protes tersebut dilakukan warga dengan membuat pamflet yang ditempelkan di pagar Balai Desa Kalisari dengan bertuliskan : "Diam Tidak Ada yang Peduli", "Tragedi 24/25", "Tangani Pak...Desamu Banjir Kamu di Mana?" dan "Di Jual".
Selain di Balai Desa di sepanjang jalan Kalisari terpasang spanduk-spanduk protes yang diantaranya bertuliskan "Kinerjanya diperbaiki, bukan kritiknya yang dibatasi", "Desa Langganan Banjir, Koe Kerjo Po Turu?" dan "Wisata Baru Kalisari".
Spanduk kekecewaan tersebut menurut warga dipasang sebagai untuk menggambarkan kekecewaan yang mana setiap tahun merasakan banjir tanpa solusi, sementara dampak banjir sendiri membuat banyak toko tutup, air masuk ke dalam rumah.
"Spanduk dan leaflet itu karena kami muak," ucap Hendra (27) warga setempat.
Banjir yang mengenang di 2 titik lokasi di sepanjang jalan Desa Kalisari tersebut menurut penyampaian beberapa warga Desa Kalisari kepada diswayjateng.id disebabkan karena tersumbatnya gorong-gorong dan terhambatnya aliran air menuju sungai
"Jadi banjir di Desa Kalisari ini ada di 2 titik, yakni di sepanjang jalan depan Alfamart Kalisari kurang lebih 200 Meter setinggi 40 cm dan sepanjang jalan depan Balai Desa dan Pasar Kalisari sepanjang 300 meter tergenang setinggi 50 cm," ucap Hendro menerangkan kepada diswayjateng, Jumat 31 Januari 2025, sore.
"Banjir ini setiap tahun ada, penyebabnya adalah gorong-gorong yang tersumbat. Kemarau saja air meluber apalagi saat hujan terus-terusan begini jadinya banjir," tambahnya.
Kerja bakti membersihkan gorong - gorong pun sudah dilakukan warga, namun dirasa belum maksimal karena setengah pengerjaan hujan turun tiada henti selama beberapa hari seperti yang disampaikan Nur Ali (45).
"Sudah kerja bakti membersihkan, tapi tetap saja banjir. Pembersihan terakhir baru sampai Balai Desa, belum selesai, hujan datang lagi," ucap Nur Ali.
"Gorong-gorong tersumbat oleh sampah dan diperparah oleh jembatan pendek yang menghambat aliran air," imbuhnya.
Warga lainnya, Zaeni, mengungkapkan bahwa banjir di Kalisari sudah menjadi langganan, bahkan terjadi saat musim kemarau.
"Bahkan gak ada hujan aja banjir, apalagi hujan makin banjir. Akses jalan memang bisa dilewati, tapi banyak orang akhirnya memilih putar balik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: