SEMARANG, Diswayjateng.id – Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Sumanto mendorog media massa beradaptasi dengan perubahan. Pasalnya, perkembangan teknologi digital yang pesat telah membawa perubahan besar pada dunia media massa.
Di sisi lain, Ketua DPRD Jateng juga mendorong adaptasi media masa karena menyadari munculnya media digital dan platform online telah mengubah pola konsumsi informasi masyarakat.
Media konvensional kini dihadapkan pada tantangan untuk tetap relevan di era disrupsi ini.
Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, menegaskan bahwa perubahan dalam bisnis media massa terjadi dengan sangat cepat dan memerlukan respons bijaksana.
BACA JUGA:Sumanto Resmi Jabat Ketua DPRD Jawa Tengah, Ganjar: Selamat Bekerja
BACA JUGA:Jateng Alokasikan Dana Desa untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
“Meski perubahan sangat cepat, teman-teman media harus tetap menjaga integritas dengan memberikan informasi yang benar. Media masih memegang peran penting dalam masyarakat,” ujarnya saat menjadi pembicara utama dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Media di Era Disrupsi, yang diadakan Sekretariat DPRD Jateng di Hotel Front One HK Resort, Semarang, Rabu (22/1).
Sumanto menambahkan, media massa perlu terus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat menyajikan informasi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat, sekaligus berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Ketua Komisi A DPRD Jateng, Imam Teguh Purnomo, menyoroti pentingnya peran media dalam mendukung tugas kedewanan.
“Media massa menjadi jembatan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat serta membantu pengawasan terhadap kinerja pemerintah,” ungkapnya.
BACA JUGA:KPU Kota Tegal Ajak Media Massa Awasi Pilkada
BACA JUGA:DPRD Jateng Periode 2024-2029: 60 Persen Anggota Baru, Harapan Perubahan Positif
Menurutnya, sinergi yang kuat antara DPRD dan media dapat menciptakan iklim kondusif serta mendorong tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Agus Toto Widyatmoko, memaparkan bahwa salah satu penyebab media cetak terkesan “hilang dari peredaran” adalah tingginya biaya produksi akibat naiknya harga bahan baku.
“Banyak media cetak yang gulung tikar karena tidak mampu bersaing di tengah tingginya biaya operasional,” jelasnya.