SRAGEN, diswayjateng.id - sejumlah wali murid resah dengan ulah oknum guru di SD Wonokerso 2 Sragen. Lantaran menyuruh siswanya membawa uang Rp10.000 ketika hendak mengambil raport. Untungnya pihak kepala sekolah mendengar dan mencegah aksi pungutan liar (Pungli) tersebut.
Informasi yang dihimpun dari masyarakat desa Wonokerso, Kecamatan Kedawung, ada seorang guru inisial SH yang memerintahkan siswanya agar membawa uang Rp10.000. Oknum guru tersebut berdalih uang tersebut untuk ganti ongkos printer saat rapotan. Padahal pungutan tersebut menyalahi aturan dan sebagian besar siswa yang belajar di SD itu adalah dari keluarga kurang mampu.
Terkait kabar kurang sedap tersebut, Kepala SD Negeri Wonokerso 2 Wardoyo memastikan pungli itu belum sampai dilakukan. Dia sudah mencegah dan memberikan peringatan pada oknum wali kelas tersebut.
"Sudah saya cegah cuma dari satu kelas (kelas V, red), juga sudah saya panggil kemarin," ujarnya Jumat (20/12).
Wardoyo menyatakan belum lama menjadi kepsek di SDN Wonokerso 2. Baru berjalan 2 Semester ini. Lantas pada semester Sebelumnya dia mengaku belum tahu dan belum bisa mengatasi persoalan tersebut.SD
Dia juga mendapat laporan terkait pungutan tersebut dari wali murid. Sebelumnya sudah ada empat wali murid hendak membayar. Namun dia mencegahnya untuk melakukan pembayaran uang itu.
"Sebagai kepala sekolah saya harus bertanggung jawab, uang berapapun yang ditujukan ke sekolah mau Rp5.000, Rp10.000 harus mengetahui saya dan itu harus sesuai aturan yang berlaku," tegasnya.
Dia menegaskan di sekolah sudah tersedia kertas dan printer. Terkait upaya pungli, dia sudah memanggil wali kelas tersebut.
Pengambilan raport sendiri bakal dilakukan pada Sabtu (21/12). Wardaya menjelaskan jumlah siswa di SD yang di pipinya tidak banyak titik hanya 47 siswa dari kelas I sampai kelas VI. Bahkan kelas I hanya mendapatkan 4 siswa, sedangkan kelas yang wali kelasnya melakukan upaya pungli hanya 7 siswa.
Sementara Kepada Bidang (Kabid) SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen Suwarno akan memberikan teguran keras pada oknum guru yang bersangkutan.
"Tidak hanya saya tegur dan panggil saya juga minta uang kalau sudah ada yang setor dikembalikan ke orang tua murid," tegasnya.
Hal yang buruk ini tidak boleh di menjadi contoh bagi guru-guru yang lain. Selain itu pihaknya siap menindaklanjuti jika hal serupa terjadi di sekolah lain.