PEKALONGAN, diswayjateng.id - Kejanggalan terjadi dialami Fareno Khiar Aghadhira, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 2 Bendan, Kota Pekalongan, yang berhasil meraih juara 1 cabang olahraga badminton di Popda Kota Pekalongan 2024.
Reno, panggilan akrabnya, harus merelakan posisinya untuk maju ke Popda tingkat Provinsi Jawa Tengah digantikan oleh peringkat kedua.
Hal ini menimbulkan tanda tanya besar, terutama bagi orang tua Reno, Yudi.
"Anak saya juara 1 pada tanggal 25 Oktober 2024 di Popda Kota Pekalongan. Tapi, yang maju ke provinsi malah juara 2. Ada apa ini?" ungkap Yudi, Senin 2 Desember 2024.
BACA JUGA: SMA Negeri 5 Kota Tegal Borong Medali Popda Tahun 2024
BACA JUGA: Kontingen Blora Boyong 6 Medali dalam Ajang Popda Jateng 2024
Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024 berlangsung pada 4-7 November 2024
Menurut Yudi, alasan yang diberikan official sangat tidak masuk akal.
Reno disebut baru akan diikutsertakan pada Popda tingkat Provinsi 2025. Padahal, pada tahun itu, Reno sudah berada di jenjang SMP.
"Biasanya, juara 1 yang maju ke provinsi. Tapi ini malah juara 2. Ada aroma tidak sedap di balik keputusan ini. Apa ini mafia olahraga?" ujar Yudi dengan nada kecewa.
Keputusan ini tidak hanya mengecewakan keluarga Reno, tetapi juga mempengaruhi mental sang anak. Reno yang sebelumnya ceria, kini menjadi pendiam.
BACA JUGA: Perebutkan Juara di 8 Cabor, 112 Atlet Kota Magelang Ikuti Popda Jateng 2024
BACA JUGA: 7.840 Pelajar Kota Pekalongan Berebut Medali Popda 2024
Reno sempat berlatih keras untuk menghadapi kompetisi di tingkat provinsi. Namun, kabar ini menghancurkan semangatnya.
"Anak saya sampai bilang, 'Latihan keras ternyata percuma.' Sekarang, dia lebih sering diam dan kehilangan semangatnya," tutur Yudi.