Debat Ketiga, Lutfhi akan Membuat Kurikulum Pendidikan Siap Kerja untuk Mengurangi Pengangguran

Kamis 21-11-2024,16:51 WIB
Reporter : Wahyu Sulistiyawan
Editor : Wawan Setiawan

"Kita memerlukan terobosan-terobosan, agar masalah ketenagakerjaan pengangguran ini bisa mendapatkan solusi khususnya kita menghadapi bonus demografi yang cukup menekan sebenarnya," jelas Andika.

Andika Perkasa mengusulkan adanya insentif kepada pelaku usaha yang dapat menyerap tenaga kerja.

"Saya mengusulkan, kita juga perlu memberikan insentif khusus kepada usaha-usaha yang menyerap tenaga kerja di Jateng," jelasnya.

Menurutnya, insentig ini diperlukan supaya membedakan mana usaha-usaha yang bisa menyerap tenaka kerja maksimal dan yang tidak maskimal.

"Insentif atau relaksasi ini memang diperlukan, karena apa supaya membedakan mana usaha-usaha yang bisa menyerap tenaga kerja semaksimal dan yang tidak," kata Andika.

Dengan menurunkan beban bagi para pelaku usaha seperti pajak restribusi dan perizinan diharapkan akan semakin banyak usaha-usaha yang tumbuh dan hadir untuk menyerap tenaga kerja.

"Dengan ini akan semakin banyak pengusaha yang hadir di Jateng dan menyerap tenaga kerja," jelasnya.

Berkaca pada September 2024, dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mencapai 11 ribu tenaga kerja. Terobosan itu dengan kreativitas Balai Latihan Kerja (BLK).

"BLK harus kita perbanyak lowongan kerja di Jateng, tetapi kita tidak mampu menyerap karena sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan kita kurang mumpuni," jelas Lutfhi menanggapi pernyataan Andika Perkasa.

Untuk mengurangi anka pengangguran, kita akan perbanyak BLK untuk mendidik masyarakat khususnya buruh yang terkena imbas PHK.

 "Sehingga BLK itu dia akan siap pakai,  tanpa menambah daripada personil dari wilayah luar jateng, contoh kalau perusahaan di wilayah kita, masukkan ke BLK kita. Secara tidak langsung dia efektif kerja, yang kedua dia memanfaatkan tenaga lokal yang bisa siap pakai untuk perusahaan kita," tutup Lutfhi.

Kategori :