Harga Sayur Anjlok, Dispertanikap Kabupaten Semarang Genjot Sosialisasi Pertanian Organik

Minggu 13-10-2024,20:03 WIB
Reporter : Nena Rna Basri
Editor : Wawan Setiawan

UNGARAN,jatengdisway.id - Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang mendorong modernisasi alat pertanian.

"Selain itu kita juga dorong agar petani Kabupaten Semarang memulai pertanian organik dengan menggunakan pupuk organik yang harganya lebih murah dari pupuk kimia," kata Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang Edy Sukarno, Minggu 13 Oktober 2024.

Apa yang diupayakan Dispertanikap Kabupaten Semarang ini, menyusul anjloknya harga sayur mayur di tingkat petani.

Bahkan, beberapa komoditi sayur seperti kubis, tomat, dan cabe mengalami penurunan harga yang cukup signifikan.

Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Dispertanikap mengingat wilayah Kabupaten Semarang sebagian besar merupakan penghasilan sayur mayur terbesar di Jawa Tengah.

Sebagai informasi, harga tomat saat ini dijual dengan harga Rp.2.000 per Kg, kubis atau kol saat ini dijual Rp.1.000 per Kg dan aneka jenis cabai saat ini berkisar antara Rp.12.000 hingga Rp.30.000 per kilogramnya. Harga ini merupakan harga di tingkat petani.

Edy Sukarno mengatakan, jatuhnya harga sayur mayur saat ini lebih dikarenakan suplai yang lebih banyak dari permintaan pasar.

Bahkan, diakui dia, saat ini sejumlah daerah penghasil sayur sedang panen raya sementara permintaan di pasar tetap dan bahkan sedikit menurun.

Sebenarnya, ada beberapa faktor yang mulai didorong Dispertanikap Kabupaten Semarang untuk menghindari kerugian petani akibat murahnya harga sayur saat ini. Salah satunya adalah dengan penggunaan alat pertanjan modern dan pupuk organik.

Tak berlebihan jika saat ini Dispertanikap Kabupaten Semarang terus mendorong modernisasi alat pertanian.


"Ini bisa menghemat biaya petani dalam mengolah lahan. Saat ini lahan pertanian organik di Kabupaten Semarang masih belum luas. Baru berkisar antara 3 hingga 4 hektar. Untuk itu, akan terus kita dorong untuk pertanian organik. Karena selain lebih murah dalam hal produksi, harga sayur organik juga lebih stabil dan memikiki nilai ekonomis yang lebih tinggi," lanjutnya.

Sementara itu, kepala bidang pertanian Dispertanikap Kabupaten Semarang, Ambar Suryaningsih menambahkan saat ini kelompok tani pertanian organik baru sedikit dan masih di wilayah sekitar Getasan. Berjalannya waktu, saat ini sudah ada beberala kelompok tani dari desa Batur dan Tajuk yang sudah bergabung.

 

 

Kategori :