DISWAYJATENG.ID, SLAWI - Berawal dari kenyataan terkait dengan masih rendahnya budaya literasi dan nilai literasi rapor mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Balapulang tahun 2024. Pihak sekolah menggelar kegiatan membaca dan menghitung. Diharapkan melalui kegiatan ini kemampuan literasi siswa yang belum bisa memahami teks informasi dapat teratasi.
Kepala SMP Negeri 2 Balapulang Eni Rusmiyati SPd Mat mengakui bahwa pada umumnya kemampuan siswa Indonesia pada literasi membaca saat ini sangat rendah. "Dengan melihat ketertinggalan itu, kami membuat program gerakan membaca dan berhitung," ujarnya.
BACA JUGA:Tiga Residivis Pencurian di Kudus Disergap Polisi, Uang Hasil Kejahatan untuk Nafkahi Anak Istri
Menurutnya, pada awal Tahun Ajaran Baru 2024/2025, pihaknya sempat mendata siswa dari klas VII, VIII dan IX yang belum lancar membaca. Yang belum bisa membaca dan berhitung kelas VII ada 2 anak, kelas VIII ada 4 anak dan kelas IX ada 4 anak. Langkah pertama, anak-anak diberi pemahaman akan pentingnya membaca. “Karena membaca adalah jalan untuk mendapatkan pengetahuan," cetusnya.
Orang bijak mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia, maka membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia tersebut. Pihaknya bekerjasama dengan orang tua, wali kelas dan petugas perpustakaan. Agar setiap hari anak-anak tersebut datang keperpustakaan untuk setoran membaca dan berhitung.
BACA JUGA:Wantimpres Soroti Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Kudus, Fokus Kebersihan dan Pengolahan Makanan
“Alhamdulillah setelah berjalan kurang lebih 3 bulan, dari 10 siswa sudah 2 siswa yang lulus membaca dan berhitung," ungkapnya.
Program tersebut tidak berjalan dengan lancar karena tidak mendapatkan dukungan dari orang tua karena menganggap anaknya sudah bisa membaca dan berhitung. Dari anak itu sendiri merasa malu dengan temannya. “Melalui gerakan membaca dan berhitung, diharapkan lulusan SMP Negeri 2 Balapulang semua bisa membaca dan berhitung dengan lancar," tegasnya.