DISWAYJATENG.ID, SLAWI - Tahun 2030, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Desa Penujah, Kecamatan Pangkah diprediksi membludak. Untuk menanggulangi hal itu, berbagai langkah dilakukan masyarakat Kabupaten Tegal.
Seperti yang dilakukan World Cleanup Day (WCD) Kabupaten Tegal yang menggelar Festival Desa Merdeka Sampah, di Taman Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
"Kegiatan ini diikuti dari dunia pendidikan. Termasuk sekolah adiwiyata dan calon adiwiyata," kata Leader WCD Tegal, Miswarudin, saat ditemui di lokasi.
BACA JUGA:Gelorakan Semangat Atlet Disabilitas, Kirab Api Obor Mrapen Meriahkan Peparnas XVII
Dia mengaku telah melibatkan 5.000 relawan pengelola sampah. Terhitung sejak 19-29 September 2024, relawan yang tergabung di WCD ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 10 ton.
Sampah organik dan anorganik itu, sebagian dikelola oleh bank sampah. Dan sebagian lagi, dibuang di TPA Penujah. Dirinya tak menampik, kondisi sampah di Kabupaten Tegal saat ini sudah lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal itu lantaran banyak bank sampah yang tersebar di sejumlah sekolah. Termasuk juga Desa Merdeka Sampah yang sudah berjalan mengelola sampah.
BACA JUGA:Muria Jazz Festival Kudus Bius Penonton di Tengah Dinginnya Pegunungan Muria
Beberapa desa juga sudah membangun Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan konsep 3R. Yaitu, mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (rycyle).
"Jika sampah tidak dikelola dengan baik, maka diprediksi tahun 2030 TPA Penujah akan penuh. Ini harus diantisipasi," ujarnya.
Dia berharap, masyarakat Kabupaten Tegal bisa mengelola sampah sendiri. Mulai dari RT, sekolah, pasar, industri hingga tempat pariwisata. Minimal, dapat mengelola sampah % persen. Sedangkan yang 30 %, dibuang di TPA Penujah.
"Kondisi TPA Penujah saat ini memang sudah baik. Sudah ada alat penangkap gas metan. Tapi masyarakat harus tetap waspada jangan sampai TPA penuh," ujarnya.