BATANG, diswayjateng.id - Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (BPR-BKK) Kabupaten Batang bersiap dimerger dengan seluruh BKK di Jawa Tengah. Sebagai persiapan, dilakukan pembinaan pegawai.
Direktur Utama (Dirut) BKK Batang Teguh Supriyanto menyebut 33 BKK se-Jateng akan dimerger menjadi Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Syariah. Hal itu sesuai saran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk itu, pihaknya melakukan pembinaan pegawai sebagai upaya persiapan menghadapi merger.
"Tujuan pembinaan pegawai sendiri untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusianya dalam waktu tenggang 3 tahun yang diberikan OJK supaya mempersiapkan semuanya," kata Teguh di Hotel Sendang Sari Kabupaten Batang, Sabtu, 21 September 2024.
BACA JUGA:Solidkan Kerja Sama BKK, Dukung Penempatan Tenaga Kerja
BACA JUGA:Cegah Judi Online, BPR BKK Jateng Ajak Pelajar Gemar Menabung
Ia menyebut proses merger menjadi BPR Syariah ini berlangsung selama tiga tahun dan pada 2027 sudah selesai.
Perubahan posisi BKK Batang saat merger antara lain berubah menjadi kantor cabang lalu sistem informatika berubah karena menjadi syariah.
Di sisi lain, hal yang tidak berubah adalah kepemilikan pemerintah Kabupaten Batang, karena masih menjadi bagian dari BUMD yang rutin menyumbang deviden.
“Untuk deviden BPR-BKK Kabupaten Batang Rp.400,7 juta untuk Pemerintah Daerah. Memang sedikit karena penyertaan modalnya masih besar Provinsi jadi devidennya lebih besar,” katanya.
BACA JUGA:Disperintransnaker Rumuskan Pembentukan Forum Komunikasi BKK
Pj. Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan adanya SDM profesional untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Tujuannya tentu agar ada kenaikan laba dan aset perusahaan serta bisa mengatasi tantangan yang ada.
"Ke depan setelah ada kebijakan merger, harapannya tidak mengubah apa yang sekarang ini sudah dikerjakan BPR-BKK Kabupaten Batang, seperti pegawai tidak perlu diubah. Bahkan kalau bisa kesejahteraan bisa meningkat," jelasnya.