UKSW Tawarkan Inovasi Gandum Pengganti Nasi di Program MBG

Kamis 12-09-2024,21:45 WIB
Reporter : Nena Rna Basri
Editor : Rochman Gunawan

DISWAYJATENG.ID, - SALATIGA.jateng.desway.id - Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) siap menawarkan inovasi gandum pengganti nasi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal ini diutarakan Rektor UKSW Intiyas Utami yang memanfaatkan kesempatan bertatap muka dengan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto saat meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 1 Salatiga, Kamis 12 September 2024.

Intiyas Utami mengutarakan jika UKSW memiliki inovasi hasil studi teknologi pangan berupa roti olahan berbahan gandum.

BACA JUGA:Agustina Wilujeng: Semarang Itu Unik dan Memiliki Corak yang Wow

"Tadi saya sampaikan ke Pak Wiranto jika kami dari UKSW memiliki inovasi berupa roti berbahan gandum. Setidaknya, kami bisa membantu pemerintah bahwa dalam program MBG ini menu nasi bisa digantikan roti gandum agar anak tidak bosan," ungkap Intiyas Utami.

Disampaikan Rektor perempuan pertama di UKSW itu, bahwa roti gandum pengganti nasi sebagai upaya menghindari kebosanan saat menu MBG disajikan kepada para siswa-siswi SD dan SMP di Salatiga.

Olahan kekinian seperti burger, dinilai Intiyas cukup menarik anak didik.
"Produk olahan yang mempunyai nilai jual tinggi dan berguna seperti gandum kita kemas menjadi burger tentunya akan dapat menyeimbangi menu empat sehat lima sempurna di program MBG ini," akunya.

BACA JUGA:1.812 Pelamar CPNS Kota Pekalongan Berebut 50 Formasi

Gayung bersambut. Intiyas menegaskan, jika Wiranto menyambut antusias hasil adanya inovasi UKSW berupa studi teknologi pangan berupa roti berbahan gandum.

"Masukan kami ini disambut baik Pak Wiranto. Beliau pun tidak keberatan ketika kami mencoba menyodorkan masukan tersebut," imbuhnya.

Sementara, Wiranto akan menyerahkan kepada pemerintah daerah ketika siapa para pihak yang akan dilibatkan.

BACA JUGA:Sammuel Wattimena Ingatkan Gempuran Fashion Korea

"(Masukan dari Penguruan Tinggi) kita serahkan kepada pemerintah daerah," terangnya.

Karena menurut mantan Panglima ABRI di penghujung Orde Baru itu, kondisi tiap daerah berbeda.

Kategori :