DISWAYJATENG.ID, SLAWI - Kesiapsiagaan BPBD dan kewaspadaan kawasan rawan bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan kini tengah menjadi perhatian serius BPBD Kabupaten Tegal.
Kalak BPBD Kabupaten Tegal Elliya Hidayah menyatakan, dampak dari kekeringan selain kebakaran hutan dan lahan, juga krisis air minum serta air baku pertanian. Untuk peta rawan tinggi kebakaran hutan dan lahan, diantaranya kawasan tumpangsari dengan tanaman semusim, sebagian besar komoditas tanaman jati yang terlalu oleh akses jalan atau masyarakat secara langsung. Yang berdekatan dengan permukiman atau aktifitas masyarakat.
"Serta puncak Gunung Slamet," ujarnya.
BACA JUGA:Kwarcab Kabupaten Tegal Adakan Pelatihan Gladian Pimpinan Regu Penggalang
Terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan dan kebakaran hutan BPBD melalui Satgas Penanggulangan Bencana, tengah menjalin sinergi dengan instansi terkait. Seperti Perum Perhutaniu, Satpol PP, Forum relawan, yang di dalamnya terdapat PMI, Dinsos dan Baznas, Dinas Kesehatanmelalui PSC, serta Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB).
"BPBD untuk kesiapsiagaan tengah mengiventarisir jumlah alat pemadam serta jumlah posko relawan," cetusnya.
BACA JUGA:Mantapkan Pokja Kampung KB Dahlia Desa Wanarata Kabupaten Pemalang
Untuk tindak lanjut, pihaknya telah menyiapkan pos komando serta mempersiapkan sistem komunikasi untuk mobilisasi bantuan pemadaman kebakaran hutan. Sementara, kesiapan menghadapi bencana kekeringan krisis air baku pertanian. BPBD tengah menyiapkan jumlah satgas yang ditindaklanjuti dengan menyiapkan pos komando serta melakukan identifikasi lahan-lahan sawah yang terdampak kekeringan gagal panen.
Pihaknya juga memantau kesiapan kecamatan dan desa, terkait jumlah relawan yang ada di desa serta jumlah peralatan yang dimiliki.
BACA JUGA:SMP IT Luqman Al Hakim Slawi Adakan PPK
"Untuk forum relawan kesiapsiagaan juga dilakukan dengan mengoordinasikan jumlah Relawan PB, relawan PMI, Bagana, Tagana, serta relawan bencana Baznas," ungkapnya. (adv)