Kuatkan Komitmen Kerja Layak bagi ABK di Luar Negeri

Senin 29-07-2024,09:15 WIB
Reporter : Agus Pratikno
Editor : Rochman Gunawan

DISWAYJATENG, PEMALANG - Asosiasi perusahaan penempatan awak kapal, Indonesia Manning and Crewing Agent Association (IMCAA) melakukan kolaborasi dalam upaya penguatan komitmennya terhadap kerja layak bagi anak buah kapal (ABK) di luar negeri. Komitmen yang dibangun bersama Accelerator Lab International Labour Organization (ILO) dan International Organization for Migration (IOM). Untuk mendukung kerja layak di sektor perikanan, khususnya ABK di kapal penangkap ikan berbendera asing. 

Hal itu disampaikan oleh Ketua IMCAA Hengki Wijaya dalam kegiatan seminar program 8.7 Accelerator Lab ILO dan IOM di salah satu hotel di Kabupaten Pemalang, kemarin. 

BACA JUGA:Dinas Perkim Kabupaten Tegal Pastikan Kualitas dan Kepatuhan Pembangunan Perumahan

Hengki Wijaya mengatakan komitmen dan kesepakatan ini, untuk memperbaiki pola-pola perekrutan dengan  peningkatan kompetensi calon ABK. Mulai dari pra-keberangkatan, keberangkatan dan saat bekerja di negara penempatan dan di perairan internasional. 

"IMCAA sebagai asosiasi perusahaan penempatan awak kapal, ini cukup terbantu dengan adanya dukungan dari program 8.7 Accelerator Lab dari ILO ini,"katanya.

Menurutnya, dukungan itu, dalam upaya  bagaimana mensinergikan bisnis dengan HAM. Sehingga usaha agen pengawakan kapal ini tetap berjalan baik dan berkelanjutan dengan tetap menerapkan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

BACA JUGA:BPBD Kabupaten Tegal Dukung Aksi Tanam Mangrove

ILO dengan mandat tripartit juga mendukung upaya IMCAA mempromosikan responsible business conduct dan fair recruitment. Adapun komitmen IMCAA ini,  mendukung pemberantasan kerja paksa dan perbudakan modern di sektor perikanan. Utamanya kapal penangkap ikan berbendera asing tersebut diapresiasi IOM.  

"Apresiasi itu, diberikan atas langkah IMCAA memperkuat praktek penempatan pekerja migran yang etis dan bertanggung jawab di kalangan anggota perusahaan penempatan awak kapal perikanan lewat kolaborasi ini,"tegasnya.

BACA JUGA:Disdikbud Kota Tegal Komitmen Turunkan Stunting

Kepala Unit Mobilitas Pekerja dan Inklusi Sosial, IOM Indonesia Phy Shafira menambahkan dalam upaya melindungi pekerja migran di kapal perikanan, tentunya harus diupayakan pada seluruh tahapan migrasi. Bahkan dimulai dari fase pra-pengambilan keputusan dan prapenempatan.  

Upaya pelindungan pekerja migran di kapal perikanan itu, kata Phy Safira, salah satunya melalui penyampaian informasi yang jelas dan transparan kepada calon pekerja migran.  Hal ini dilakukan untuk memitigasi risiko eksploitasi dan perdagangan orang. Serta untuk memaksimalkan dampak positif dari pengalaman migrasi mereka.

Kategori :