Rest Area Klonengan Margasari Kabupaten Tegal Mangkrak

Jumat 19-07-2024,08:15 WIB
Reporter : Yeri Noveli
Editor : Rochman Gunawan

DISWAYJATENG, SLAWI - Rest Area Klonengan Margasari Kabupaten Tegal kondisinya sangat memprihatinkan. Rest area tersebut dibangun sekitar 10 tahun silam.

Walau masih dikelola oleh Pemkab Tegal, tapi tampak mangkrak. Padahal, jika dikelola secara maksimal, rest area yang berlokasi di tepi Jalan Nasional Tegal-Purwokerto itu bisa menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup tinggi.

"Saat ini, rest area tidak berfungsi maksimal. Hanya untuk parkir truk saja. Toko-toko tutup semua. Padahal masih dikelola tapi terlihat mangkrak. Suasananya juga sepi," kata Pimpinan DPRD Kabupaten Tegal KRT Sugono Adinagoro, Jumat (19/7/2024).

BACA JUGA:Atasi Stunting di Kelurahan Debong Tengah, DLH Kota Tegal Gagas Aksi Gizi Kasih Anting

Dia menuturkan, luas lahan rest area itu sekitar 18.800 meter persegi. Rest area dibangun saat Bupati Tegal dijabat oleh Agus Riyanto.

Namun kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Padahal, lokasinya sangat strategis. Berada di pertigaan antara jalur dari Tegal, Jakarta dan Purwokerto.

"Sebenarnya sangat berpotensi untuk meningkatkan PAD," kata legislator dari Fraksi PDI Perjuangan yang mewakili Dapil 6 meliputi Kecamatan Margasari, Pagerbarang dan Balapulang ini.

BACA JUGA:Mahasiswa Poltek Harber Tegal Juara Penulisan dengan Lakon Peksimida 2024

Gono mengaku, bebeberapa waktu lalu pihaknya telah mengecek langsung ke rest area tersebut. Kala itu, dia juga bersama Pj Bupati Tegal Agustyarsyah dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal.

Hasil dari kunjungannya itu, rest area rencananya akan dipihakketigakan. Tapi itu belum final.

"Jadi kita ini lagi mikir solusinya, agar rest area itu tidak mangkrak. Yang jelas, untuk meningkatkan PAD. Nanti sebagian bisa dibangun rumah sakit, klinik madya atau utama," ucapnya.

BACA JUGA:Tumpukan Sampah di Jalan Serayu Kabupaten Pemalang Ganggu Kenyamanan Warga

Selain itu, lanjut Gono, rest area rencananya juga akan dibangun stand UMKM atau pasar hewan, pertanian dan perkebunan.

"Sehingga ada kegiatan masyarakat di tempat itu. Perekonomian desa juga meningkat," ujarnya.

Gono sangat menyayangkan, rest area itu hanya menghasilkan PAD Rp40 juta dalam setahun. 

Kategori :