5 Daerah Unik di Jateng, Ada Desa Cawet dan Kampung Koplak Namanya

Selasa 21-05-2024,18:01 WIB
Reporter : Agus mutaalimin
Editor : Laela Nurchayati

"Saat itu beliau datang untuk menyelesaikan masalah soal siapa yang akan menjadi pemimpin desa. Dalam perjalanan, ia melihat sesepuh warga sedang tandur (menanam) di sawah," jelas Riswanto.

Kemudian, Adipati langsung menunjuk lelaki sepuh yang dianggap bijaksana itu untuk memimpin desa. Saat ditunjuk jadi lurah, sesepuh itu hanya mengenakan cawing tali (kain penutup kemaluan yang diberi tali). Sehingga dia disebut Ki Lurah Cawing Tali yang menjabat pada kurun 1825-1847.

"Cawing Tali nama lurahnya, kemudian desanya disebut dengan singkatan Cawet, dari kata cawing dan tali," ungkapnya.

3. Kampung Koplak

Kampung di tengah kota Boyolali ini punya nama unik. Koplak namanya. Ada cerita yang menyebabkan kampung itu dinamakan Koplak.

Dalam Bahasa Jawa, kata koplak biasa untuk menyebut keadaan suatu wadah tertutup yang tak terisi penuh. Namun, koplak bisa juga diartikan sinting jika kata itu disematkan di belakang nama seseorang.

Bagi warga Boyolali dan sekitarnya, Kampung Koplak tentu sudah tak asing. Lokasinya berada tepat di kawasan jantung kota Boyolali. Tepatnya di depan Pasar Boyolali, Jalan Pandanaran.

Salah satu tokoh masyarakat setempat, Ichsanudin mengatakan, kampungnya dulu adalah terminal atau lokasi pemberhentian sekaligus penginapan sarana transportasi zaman dahulu. Mulai dari andong (kereta kuda), gerobak (ditarik sapi) dan gluthuk (gerobak yang ditarik orang).

Bermacam sarana transportasi itu untuk mengangkut dagangan ke Pasar Boyolali. Daerah itu menjadi lokasi pemberhentian atau penginapan alat transportasi tradisional.

"Jadi terminal itu sejak sekitar 1925. Karena menjadi lokasi terminal andong, dokar, gerobak, gluthuk itulah akhirnya sebutan Koplak semakin terkenal. Seiring waktu, orang terus menyebut wilayah di sini dan sekelilingnya dengan sebutan Kampung Koplak," jelas Udin, sapaan akrabnya.

BACA JUGA:Pj Gubernur Minta agar Bank Jateng Tingkatkan Penyaluran Kredit Perumahan Subsidi

4. Dusun Sambo

Dusun Sambo ini tepatnya berada di Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Nama dusun ini banyak dibicarakan sejak mencuatnya kasus pembunuhan yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo. Tentu saja, dusun itu tidak memiliki kaitan apapun dengan mantan Kadiv Propam Polri tersebut.

Sekretaris Desa Podosoko, Kuwato menceritakan, pada masa penjajahan Belanda ada seorang musafir yang menyebarkan agama Islam. Seorang musafir tersebut bernama Wiro Sambo. Kemudian, nama Sambo tersebut dipakai sebagai nama dusun.

"Seorang musafir yang dulu konon bernama Wiro Sambo sekitar tahun 1700-an. Musafir yang masuk dusun sini yang belum ada nama, tapi seorang musafir itu namanya Wiro Sambo. Terus setelah masuk sini dipakai untuk nama dusun. Terakhir Wiro Sambo berganti nama Kiai Wikono," tutur pria yang juga keturunan kedelapan dari Wiro Sambo tersebut.

5. Desa Jeblog

Kategori :