DISWAYJATENG, PEMALANG - Harga kubis di tingkat petani masih tinggi. Harga kubis sudah bertahan cukup lama, namun hasil panen petani tidak maksimal. Akibat hama ulat yang menyerang kubis.
Yanti, petani kubis di Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari mengatakan, sayuran kubis di petani sudah jarang. Bahkan banyak yang tidak tanam karena berbagai faktor. Salah satunya ulat yang biasanya menyerang kubis, dan membuat kubis tidak bisa berbuah besar.
"Harga kubis saat ini Rp8.000 per kilogram, masih mahal dan itu sudah bertahan lama," katanya.
BACA JUGA:SAR BPBD Kabupaten Tegal Temukan 2 Jasad Bocah yang Tenggelam
Harga tersebut sebenarnya sangat menguntungkan petani. Seandainya hasil panen melimpah dan pertumbuhan sayuran kubis maksimal. Kalau kubis buahnya bisa besar, maka berpengaruh terhadap berat dan harga, namun sekarang ini buah kubis kecil kecil.
"Karena hama itu makanya buah kubis jadi kecil, tidak bisa tumbuh besar," tambahnya.
BACA JUGA:Pj Bupati Tegal Ziarah ke Makam Pendiri Kabupaten Tegal
Petani lainnya Rohmah menyampaikan, untuk sekarang ini banyak petani yang tidak tanam kubis dan beralih ke sayuran lain. Hal itu dikarenakan adanya kendala seperti hama, yang membuat petani rugi karena harus mengeluarkan biaya besar, namun hasilnya tidak mencukupi.
"Semoga sayuran kubis bisa pulih, banyak petani yang tanam dan hama tidak lagi menyerang," ungkapnya.