DISWAYJATENG, PEMALANG - Predikat Kabupaten Pemalang menjadi daerah kemiskinan ekstrem menjadi salah satu materi perbicangan dalam diskusi. Acara dalam rangkaian halal bi halal para pegiat media sosial. Menghadirkan tiga narasumber, salah satu diantaranya seorang pengusaha ternama Anom Widiyantoro.
Anom Widiyantoro sebagai salah satu narasumber mencoba memberikan pandangan bagaimana kondisi kemiskinan ekstrem yang dirasakannya. Menurutnya, jika melihat potensi dan predikat Kabupaten Pemalang dengan tingkat kemiskinan ekstrem. Mungkin lebih jelasnya bisa dipertanyakan kepada stakeholder yang ada.
BACA JUGA:BPBD Kabupaten Tegal Siapkan Pelatihan Pemulihan Ekonomi Produktif
Karena kondisi seperti itu, juga sangat dirasakan dalam kehidupannya sehari-hari yang ada di Kabupaten Pemalang. Apalagi dirinya yang bergelut sebagai pengusaha kondisi semacam itu. Sangat dirasakan lesu dan sepinya dunia usaha di Kabupaten Pemalang sejak pandemi Covid-19.
"Kemudian paska pandeminya kondisi tersebut tidak kembali pulih, bahkan tidak pulih serta merta seperti sebelum pandemi,"katanya.
Maka dari itu, melihat kondisi tersebut, Pemalang dikatakan tidak baik baik saja. Kondisi itu juga bisa dirasakannya. Seperti dirinya sebagai pengusaha dalam menjalankan usahanya, jika dikatakan untung, juga tidak. Meskipun demikian, dirinya masih tetap ingin terus menjalankan usahanya dengan baik.
BACA JUGA:Dinas Sosial Kabupaten Tegal Salurkan Bantuan Kebencanaan
"Tidak hanya itu, pedagang di pasar juga ikut menjerit dalam situasi sekarang ini. Karena susahnya untuk mencari uang seribu atau dua ribu rupiah,"ujarnya.
Anom sendiri masih terus berfikir bagaimana caranya untuk bisa memulihkannya. Bahkan Anom pun ikut bertanya, sebenarnya posisi atau keberadaan uang itu ada dimana. Itu, yang harus bisa ditemukan agar Kabupaten Pemalang semakin menggeliat sebagai daerah sasaran orang itu untuk berinvestasi.