Isra Mikraj, Bukti Keajaiban Teknologi Ilahi

Kamis 08-02-2024,05:40 WIB
Reporter : Moh Azizul Umar
Editor : Moh Azizul Umar

DISWAY JATENG - Isra mikraj adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, lalu naik ke langit dan bertemu dengan Allah SWT. Peristiwa ini merupakan salah satu mukjizat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.  

Namun, bagaimana cara memahami peristiwa Isra Miraj di zaman modern ini, di mana ilmu dan teknologi telah berkembang pesat? Apakah peristiwa isra mikraj masih relevan dengan perkembangan zaman? Apakah peristiwa isra mikraj bisa dibuktikan secara ilmiah?

Dalam artikel ini, kita akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengkaji peristiwa isra mikraj dari sudut pandang sains dan teknologi. Kita akan melihat bagaimana peristiwa isra mikraj menunjukkan keajaiban teknologi ilahi yang tidak bisa ditandingi oleh teknologi manusia.

 

Perjalanan Super Cepat dengan Buraq

Salah satu hal yang menakjubkan dari peristiwa isra mikraj adalah kecepatan perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam waktu semalam saja, dia mampu menempuh jarak ribuan kilometer dari Mekkah ke Yerusalem, lalu naik ke langit dan kembali lagi ke Mekkah. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

BACA JUGA: Cara Mengatasi Kecanduan Smartphone yang Mengganggu Produktivitas

Jawabannya adalah dengan menggunakan buraq, yaitu makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT sebagai tunggangan Nabi Muhammad SAW. Buraq digambarkan sebagai makhluk yang berwujud seperti kuda, tetapi memiliki sayap dan terbuat dari cahaya. Buraq memiliki kecepatan yang sangat tinggi, bahkan melebihi kecepatan cahaya.

Kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi yang bisa dicapai oleh materi dalam alam semesta. Cahaya bisa menempuh jarak sekitar 300 ribu kilometer dalam satu detik. Artinya, dalam satu detik, cahaya bisa mengelilingi bumi tujuh kali. Namun, buraq bisa lebih cepat dari itu.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Salah satu penjelasan yang bisa kita gunakan adalah teori relativitas khusus yang dikemukakan oleh Albert Einstein. Teori ini menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan, tetapi waktu dan ruang adalah relatif. Artinya, waktu dan ruang bisa berubah-ubah tergantung pada kecepatan pengamat.

Menurut teori ini, jika seseorang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka waktu akan berjalan lebih lambat dan ruang akan menyusut bagi orang tersebut. Ini disebut sebagai efek dilatasi waktu dan kontraksi panjang. Efek ini semakin besar jika kecepatan semakin tinggi.

Jadi, jika buraq bergerak dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, maka waktu dan ruang akan berubah secara drastis bagi Nabi Muhammad SAW. Waktu akan berhenti dan ruang akan menjadi nol. Artinya, Nabi Muhammad SAW tidak akan merasakan adanya waktu dan jarak dalam perjalanannya. Bagi beliau, perjalanan dari Mekkah ke Yerusalem, lalu naik ke langit dan kembali lagi ke Mekkah, hanya terasa sekejap saja.

Ini adalah salah satu contoh bagaimana peristiwa isra mikraj menunjukkan keajaiban teknologi ilahi yang tidak bisa ditandingi oleh teknologi manusia. Meskipun manusia telah menciptakan berbagai alat transportasi yang super cepat, seperti pesawat, roket, atau kereta api, namun tidak ada yang bisa menandingi kecepatan buraq. Buraq adalah ciptaan Allah SWT yang memiliki sifat-sifat luar biasa yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia.

BACA JUGA: 5 Hal yang Harus Dilakukan Jika Hp Rusak

Komunikasi Antar Dimensi dengan Malaikat

Hal lain yang menakjubkan dari peristiwa isra mikraj adalah komunikasi yang terjadi antara Nabi Muhammad SAW dengan para malaikat, termasuk malaikat Jibril yang mendampingi beliau dalam perjalanannya. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Jawabannya adalah dengan menggunakan gelombang dan getaran yang dipasang pada diri Nabi Muhammad SAW. Gelombang dan getaran ini adalah teknologi ilahi yang memungkinkan Nabi Muhammad SAW berkomunikasi dengan malaikat yang berada di dimensi yang berbeda.

Malaikat adalahmakhluk yang diciptakan Allah SWT dari cahaya. Malaikat tidak memiliki materi, tetapi memiliki energi. Malaikat berada di dimensi yang berbeda dari dimensi manusia. Dimensi manusia adalah dimensi ruang dan waktu, sedangkan dimensi malaikat adalah dimensi frekuensi dan vibrasi.

Frekuensi adalah ukuran seberapa cepat sesuatu bergetar, sedangkan vibrasi adalah gerakan naik turun dari sesuatu yang bergetar. Semakin tinggi frekuensinya, semakin tinggi pula getarannya. Malaikat memiliki frekuensi dan getaran yang sangat tinggi, sehingga tidak bisa dilihat atau didengar oleh manusia.

Namun Allah SWT memberikan kemampuan khusus kepada Nabi Muhammad SAW untuk bisa melihat dan mendengar malaikat. Allah SWT memasang gelombang dan getaran pada diri Nabi Muhammad SAW yang sesuai dengan frekuensi dan getaran malaikat. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW dapat berkomunikasi dengan malaikat tanpa hambatan.

BACA JUGA: Keutamaan dan Amalan yang ditayangkan di Bulan Rajab

Ini adalah contoh lain bagaimana peristiwa isra mikraj menunjukkan keajaiban teknologi ilahi yang tidak bisa ditandingi oleh teknologi manusia. Meskipun manusia telah menciptakan berbagai alat komunikasi yang canggih, seperti telepon, internet, atau satelit, namun tidak ada yang bisa menandingi gelombang dan getaran yang dipasang pada diri Nabi Muhammad SAW. Gelombang dan getaran ini adalah ciptaan Allah SWT yang memiliki sifat-sifat luar biasa yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia.

 

Kesimpulan

Dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa peristiwa isra mikraj adalah bukti keajaiban teknologi ilahi yang tidak bisa ditandingi oleh teknologi manusia. Peristiwa isra mikraj menunjukkan bahwa Allah SWT mempunyai kekuasaan dan kebijaksanaan yang mutlak atas segala sesuatu. Allah SWT mampu menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa dibatasi oleh hukum alam atau logika manusia.

Peristiwa isra mikraj juga merupakan ujian keimanan bagi kita sebagai umat Islam. Kita harus percaya dan mengimani peristiwa isra mikraj sebagai salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW, tanpa meragukan atau menuntut bukti ilmiah.

Kita harus menyadari bahwa ilmu dan teknologi manusia merupakan anugerah dari Allah SWT, namun juga memiliki keterbatasan dan kekurangan. Kita tidak boleh sombong atau merasa hebat dengan ilmu dan teknologi yang kita miliki, tetapi harus selalu bersyukur dan berdoa kepada Allah SWT. (*)

Kategori :