DISWAYJATENG - Kondisi berat badan kerapkali memberi tantangan ang besar bagi banyak orang. Mereka beralasan bahwa tubuh yang gemuk sangat mengganggu penampilan fisik serta memberi rasa tidak nyaman.
Diet menjadi salah satu alternatif dan pilihan yang digunakan banyak orang. Walaupun untuk menurunkan berat badan tidak harus dengan melakukan diet, namun cara ini diianggap efektif dan menjadi acuan bagi mereka yang mendambakan berat badan ideal.
Dalam perjalanan mencari berat badan ideal, banyak orang tergoda untuk mencoba diet-diet ekstrem yang menjanjikan hasil cepat.
Namun, tahukah kamu bahwa beberapa diet ekstrem dapat membahayakan kesehatan? Yuk, kita simak jenis-jenis diet ekstrem yang sebaiknya dihindari!
BACA JUGA:Atasi Kulit Kering Wajah Kamu dengan 5 Cara Ini, Dijamin Ampuh Tanpa Banyak Modal
1. Diet Cacing Pita
Mungkin terdengar aneh, tapi ada orang yang mencoba diet ini dengan menelan cacing pita atau telurnya. Konsepnya, cacing pita akan hidup di dalam tubuh dan "membantu" menyerap kalori ekstra dari makanan yang dikonsumsi.
Namun tahukah kamu bahawa diet ini tidak dapat dipercaya 100% keberhasilannya. Diet cacing pita justru dikhawatirkan akan memberi efek penyakit baru yang diakibatkan dari cacing tersebut.
Cacing pita dapat menempel di organ-organ penting seperti otak, menyebabkan gejala serius seperti sakit kepala, kejang, atau bahkan koma.
Alih-alih ingin menurunkan berat badan, namun dapat menimbulakn penyakit lain yang lebih berbahaya. Kamu perlu berhati-hatu dalam memilih metode diet, tentu dengan menimbang kemampuan dan kondisi tubuhmu.
2. Diet Sup Kol
Diet ini mengajak untuk mengonsumsi sup kol dalam setiap waktu makan selama seminggu, dengan klaim bisa menurunkan berat badan hingga 4,5 kg.
Meski terdengar menggoda, diet sup kol ini tidak sehat serta hasil yang didapatkan hanya bersifat sementara.
BACA JUGA:Rahasia Kulit Cerah dan Sehat: 5 Manfaat Serum Vitamin C untuk Kulit
Kelebihan serat dalam sup kol bisa menyebabkan perut kembung dan kram, sementara kekurangan nutrisi dapat mengarah pada anemia defisiensi besi atau malnutrisi.
Dilihat dari potensi dan efek samping yang ditimbulkan, maka cara ini tidak dianjurkan untuk program dietmu. Sebab, menurunkan berbagai bukan hal yang luar biasa, maka kamu masih bisa melakukannya dengan cara sederhana.
3. Diet 500 Kalori
Diet ini membatasi asupan kalori hanya sampai 500 kalori per hari, jauh di bawah rekomendasi harian yang sekitar 2000 kalori untuk orang dewasa.
Meski kadang direkomendasikan untuk kasus kelebihan berat badan, diet ini harus diawasi oleh tenaga medis. Risikonya melibatkan kekurangan vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan tubuh.
4. Diet Pembersih atau Detoks Lemon
Diet ini melibatkan konsumsi hanya tiga jenis minuman: air lemon, air garam, dan teh herbal laksatif, selama 10 hari.
BACA JUGA:Vitamin E Dalam Kapsul Sebagai Perawatan Ampuh Kecantikan Wajah dari Dalam, Inilah 8 Manfaatnya!
Meskipun tujuannya niat—menurunkan berat badan, detoksifikasi sistem pencernaan, dan meningkatkan kesehatan—tetapi ini adalah diet ekstrem yang membuat tubuh kekurangan nutrisi esensial. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim detoksifikasi ini.
Berhati-hati dengan Diet Ekstrem
Mengurangi berat badan memang baik, tetapi bukan berarti harus melalui jalan pintas yang tidak aman.
Diet ekstrem seringkali memberikan hasil yang hanya bersifat sementara dan berisiko merugikan kesehatan. Jangan hanya terpaku pada angka di timbangan yang kian menurun.
Kamu lebih baik mengalihkan fokusmupada kesehatan dan kenyamanan yang ada pada dirimu sendiri. Agar program diet yang kamu pilih tidak merugikan dan menghasilkan pengaruh yang baik.
Sebelum memutuskan menjalani diet ekstrem, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Mereka dapat memberikan saran sesuai dengan kondisi kesehatan kamu.
Jika bosan dengan rutinitas diet, jangan ragu untuk sesekali memberikan diri kamu kesempatan untuk menikmati makanan favorit dengan melakukan cheat day atau cheat meal. Selalu prioritaskan kesehatan, dan semoga berhasil mencapai berat badan yang diinginkan!(*)