DISWAY JATENG - Digitalisasi menjadi fenomena yang merambah ke berbagai sektor kehidupan, tidak terkecuali perbankan. Digitalisasi perbankan memberikan kemudahan tetapi juga risiko anyar yang harus diantisipasi.
Salah satunya, tentang keamanan siber (cyber security). Keamanan siber dalam dunia perbankan menjadi perhatian khusus terlebih dengan maraknya kejahatan siber seperti yang menimpa PT Bank Syariah Mandiri (BSI) baru-baru ini.
Meski hingga kini pihak perseroan tengah melakukan investigasi penyebab gangguan tersebut, namun banyak pihak mengaitkannya dengan serangan ramsomware. Rupanya, serangan siber bukan hanya menyerang perbankan di Tanah Air. Akan tetapi mereka bekerja secara global.
Di Amerika Serikat, berdasarkan data konsultan keuangan di Boston, menyebutkan sektor perbankan 300 kali lebih rentan terhadap serangan siber. Jika dirinci, ancaman siber yang dihadapi sektor perbankan yaitu ransomware.
Ransomware sendiri adalah salah satu jenis malware atau software perusak yang sengaja dikirimkan oleh hacker dengan tujuan mengunci, mengenkripsi, atau juga bisa mengacak data dari perangkat korban, dalam hal ini yaitu pihak penyedia jasa keuangan. Selain itu, ancaman siber di sektor perbankan di Amerika Serikat yaitu fraud dan phishing. Di mana, pelaku kejahatan bakal memanfaatkan informasi dan perilaku nasabah untuk melakukan kejahatan tersebut.
Ketahui Modus Kejahatan Siber Perbankan di Tanah Air
BACA JUGA:Inilah Cara Efektif Untuk Mengatasi Kejahatan Siber, Anda Wajib Tahu dan Tetap Waspada!
Melansir situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Sabtu (13/5/2023), terdapat berbagai macam modus baru kejahatan siber perbankan yang terjadi di masyarakat antara lain :
1. Phishing
Phishing sendiri adalah tindakan meminta atau memancing pengguna komputer untuk mengungkap informasi rahasia dengan cara mengirimkan pesan penting palsu berupa email, website, serta media elektronik lainnya.
Perlu Anda ingat, kode CVV ini biasanya berupa 3 angka terpisah yang terletak dibalik kartu ATM/debit atau kartu kredit kalian. Jadi, sekarang Anda sudah mengetahui betapa pentingngya nomor 3 digit angka dibelakang kartu Anda yang mana harus dijaga jangan sampai diketahui oleh orang yang akan berniat jahat.
2. Card Skimming
Card skimming merupakan tindakan pencurian data kartu ATM/debit dengan cara menyalin (membaca atau menyimpan) informasi yang ada pada strip magnetis secara ilegal.
Strip magnetis sendiri adalah pita magnetik di kartu ATM untuk menyimpan data berupa nomor kartu, masa berlaku hingga nama nasabah. Umumnya, strip magnetis berbentuk pola garis hitam memanjang yang terletak di bagian belakang kartu.
3. Carding