Arsitektur Sam Poo Kong memadukan unsur-unsur Tiongkok dan Jawa, menciptakan gabungan yang unik dan menarik.
Kelenteng Sam Poo Kong dibangun di atas bukit batu besar yang disebut "Gedung Batu." Bangunannya memiliki arsitektur yang khas dengan pengaruh arsitektur Tiongkok dan Jawa. Terdapat banyak patung dan ornamen yang indah di sekitar kompleks kelenteng.
Bangunan utama kelenteng terbuat dari batu kapur dan dikelilingi oleh taman yang indah. Pada bagian dalam, terdapat patung-patung perunggu Laksamana Cheng Ho dan para penjelajah lainnya, yang menjadi objek pujaan dan pengagungan.
Setiap tahun, kelenteng ini menjadi tujuan wisata religius bagi umat Buddha dan Taois dari seluruh dunia, terutama pada hari-hari besar keagamaan. Ritual dan perayaan diadakan dengan meriah untuk memperingati peran Laksamana Cheng Ho dan mengenang perjalanan spiritualnya.
Kegiatan di kelenteng
Selain sebagai tempat ibadah, Sam Poo Kong juga berperan sebagai pusat kegiatan budaya dan sosial masyarakat Tionghoa di Semarang.
Berbagai acara dan pertunjukan seni tradisional Tionghoa sering diadakan di kompleks kelenteng ini, memperkuat hubungan antara generasi yang lebih muda dengan warisan budaya nenek moyang mereka.
Penting untuk mencatat bahwa Sam Poo Kong juga menjadi daya tarik pariwisata utama di Semarang. Ribuan turis datang setiap tahun untuk mengunjungi tempat bersejarah ini dan menikmati keindahan arsitektur dan lingkungan sekitarnya.
Pengunjung juga dapat mengeksplorasi museum di dalam kompleks kelenteng, yang menampilkan koleksi artefak dan informasi sejarah tentang Laksamana Cheng Ho dan perjalanannya.
Namun, meskipun telah menjadi tempat ziarah dan tujuan wisata yang populer, Sam Poo Kong masih menjaga karakter dan keheningan sebagai tempat beribadah.
Pengunjung diharapkan menghormati aturan kelenteng dan menjaga ketenangan agar para penganut agama dapat melaksanakan ibadah mereka dengan tenang.
Secara keseluruhan, Sam Poo Kong adalah tempat bersejarah yang menarik, tidak hanya bagi umat Buddha dan Taois, tetapi juga bagi semua orang yang tertarik pada keajaiban sejarah dan keanekaragaman budaya.
Melalui kelenteng ini, Laksamana Cheng Ho dan semangat menjalin perdamaian lintas budaya terus diabadikan dan dihormati oleh generasi masa kini dan mendatang(*)