6. Serangan Man-in-the-Middle (MITM)
Penyerang menyisipkan diri mereka di tengah-tengah komunikasi antara dua pihak dan mencuri atau memanipulasi data yang sedang ditransmisikan.
7. Serangan DoS (Denial of Service)
Penyerang mencoba membuat layanan, sistem, atau perangkat menjadi tidak berfungsi atau tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah.
8. Keylogging
Penggunaan perangkat lunak untuk mencatat setiap ketukan tombol yang diketik oleh pengguna pada perangkat mereka, termasuk kata sandi dan informasi sensitif lainnya.
9. Pembobolan basis data (Database Breach)
Penyerang mendapatkan akses tidak sah ke basis data organisasi atau situs web dan mencuri data pengguna atau informasi rahasia lainnya.
10. Pemalsuan Identitas (Identity Spoofing)
Penyerang menyamar sebagai entitas yang sah atau mengirim email palsu yang tampak berasal dari sumber tepercaya untuk menipu korbannya.
11. Kejahatan Siber dalam Skala Besar
Serangan siber yang ditujukan pada infrastruktur kritis atau pemerintahan, yang bisa memiliki dampak luas pada tingkat nasional atau bahkan global.
BACA JUGA:Ingin Hidup Hemat dan Menguntungkan? Cobalah Gaya Hidup Frugal Living!
Pengguna internet maupun organisasi harus meningkatkan kesadaran mereka tentang jenis-jenis kejahatan siber yang baru dan terus memperbarui praktik keamanan mereka untuk melindungi diri dari ancaman tersebut.
Selain itu, pencurian identitas juga merupakan kejahatan siber yang serius, di mana pelaku mencuri data pribadi seseorang untuk tujuan penipuan atau keuntungan finansial.
Adapun serangan DDoS (Distributed Denial of Service) bertujuan untuk mengganggu akses ke situs web atau layanan dengan mengalirkan lalu lintas yang sangat tinggi.