DISWAYJATENG.ID – Bagi kita jika makan tanpa kerupuk mungkin akan terasa hambar, karena kerupuk adalah tambahan yang harus ada ketika kita sedang makan. Salah satunya adalah kerupuk kulit yang rasanya gurih serta enak ketika kita santap dengan nasi.
Kerupuk kulit juga bisa menjadi cemilan favorit yang dapat menemani kita saat makan nasi, makan mie atau bakso ataupun cemilan yang akan menemani ketika kita nonton drakor.
Rasanya yang gurih dan kriuk-kriuk membuat kita nggak bisa berhenti makan kerupuk kulit ataupun jenis yang lainnya. Kerupuk kulit banyak macamnya, yakni ada kerupuk cungur dan ada pula dorokdok, bahan dasar makanan tersebut sama yakni dari kulit hewan khususnya kulit sapi atau kulit kerbau.
Perbedaan antara kerupuk kulit, kerupuk cungur dan dorokdok terletak dari bahan dasarnya, kerupuk kulit berasal dari kulit kerbau, sedangkan kerupuk cungur dan dorokdok berasal dari kulit sapi.
Kerupuk Kulit merupakan makanan khas Garut yang paling sering diburu wisatawan selain dodol untuk dijadikan oleh-oleh dan beratnya memang ringan tapi rasanya boleh diadu. Proses pembuatan kerupuk kulit dimulai dari membersihkan kulit bagian dalam kulit kerbau lalu direbus hingga mengembang.
Setelah itu direndam dengan menggunakan air tawar semalaman step yang terakhir dijemur lalu diberi bumbu untuk kemudian dijemur kembali hingga kering lalu digoreng.
Proses pembuatan dorokdok juga tidak jauh berbeda yakni kulit sapi dibersihkan lalu direbus hingga mengembang.
Setelah itu dijemur hingga kering kemudian digoreng dengan api kecil, sedangkan untuk proses pembuatan kerupuk cungur berasal dari cungur atau kikil sapi yang telah dibersihkan dihaluskan lalu dicampur dengan tepung tapioka.
Setelah itu dibentuk sesuai ukuran yang diinginkan lalu kita jemur hingga kering kemudian digoreng. Dalam proses pembuatan kerupuk kulit, kerupuk cungur maupun dorokdok sangat mengandalkan sinar matahari, jadi jika cuaca sedang mendung maka proses penjemuran dapat berlangsung lebih lama.