SIRAMPOG , DISWAYJATENG.ID - Berkurangnya intensitas hujan selama hampir satu bulan terakhir ini menyebabkan sebagian petani sayuran di sentra sayuran Desa Wanareja, Kecamatan Sirampog mengeluh. Pasalnya, mereka mulai kesulitan air untuk keperluan tanaman sayuran mereka.
Abdul Bari, koordinator Poktan Wanareja mengatakan, kesulitan para petani dalam mendapatkan suplai air telah terjadi semenjak awal bulan Mei lalu. "Dari total lahan pertanian sayur di Desa Wanareja seluas 90 Hektare, saat ini hanya sekitar empat hektare yang masih berproduksi. Mereka memanfaatkan air dari Sungai Suling," ungkapnya, Jumat 9 Juni 2023 . Menurut dia, para petani di desanya rata-rata menanam jenis sayuran yang membutuhkan suplai air yang memadai. Mulai dari kentang, wortel, kubis, bawang daun, daun seledri dan lainnya. "Namun dengan masih terbatasnya sarana pengairan, maka mayoritas pertanian disini sebagagai lahan tadah hujan. Padahal ketersediaan sumber mata air cukup terjamin karena berada di kaki Gunung Slamet," kata Bari. Salah satu sumber mata air yang cukup besar lanjut Bari, yakni Tuk Suci yang berada di Desa Dawuhan bersebelahan dengan Desa Wanareja. Hanya saja keberadaannya kurang dapat di rasakan manfaatnya bagi petani di sana. "Tuk Suci sendiri dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan air bersih bagi kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Brebes. Sedangkan kendala yang ada di Wanareja yakni minimnya infrastuktur pengairan, bagi keberlangsungan petani," urainya. Pengurus Poktan Wana Mukti Desa Wanareja, Kuspriyanto, membenarkan kesulitan pengairan yang dihadapi para petani. Menurut dia, kondisi ini berdampak pada perekonomian mereka. Pasalnya, mayoritas warga Desa Wanareja sendiri mengandalkan sektor pertanian sebagai sandaran ekonomi mereka. "Keberadaan pengairan sangat dibutuhkan oleh warga, tidak hanya diperuntukan kebutuhan konsumsi, namun juga pertanian sebagai sandaran perekomian," jelasnya. ( * )Kesulitan Air Mulai Dirasakan Petani Sayur, Produktivitas Terancam
Sabtu 10-06-2023,11:29 WIB
Editor : M Sekhun
Kategori :