Merdeka Huey

Minggu 26-06-2022,00:17 WIB
Editor : Ismail F

hadi sutrisno:

Kalo aku baca disway hari ini Sambil makan Sego jagung - jangan tewel - urap urap - sambel terong iwak asin dan peyek.. lableb lableb.... Ora tolah toleh , soale Nyambi Moco ... Heheheh

Pryadi Satriana:

Selamat pagi Abah Dahlan & pembaca Disway ... Terima kasih kepada drh. Indro dan Pak Dahlan Iskan atas pemberian bukunya. Ketiban sampur, diminta memilih 14 orang utk menerima buku tersebut. Gampang-gampang sulit. Gampang krn memilih tanpa harus menjelaskan alasannya. Sulit krn memilihnya ndhak bisa "semena-mena", sak karepku dewe, apalagi yg pantas menerima jauh lebih banyak drpd 'kuota' yang ada. Mohon maaf jika nama Anda tidak ada dalam daftar berikut: 1. Mirza Mirwan 2. Mbah Mars 3. Juve Zhang 4. Gambit H-1982 5. Budi Utomo 6. Jimmy Marta 7. Johannes Kitono 8. Liam Then 9. Donwori 10. Jokosp Sp 11. Komentator Spesialis (Ahmad Reader) 12. Lukman bin Saleh 13. Bagus Aryo Sutikno 14. Rofi'udin MOHON MAAF tidak semua yg berharap dapat menerima buku itu saya sebutkan di atas, saya pribadi berharap Anda dapat langsung dari Abah. Sekian dan terima kasih. Lapor, Abah. Tugas sudah dilaksanakan. Sehat selalu semuanya. Salam. Salaam. Shalom. Rahayu.

edi hartono:

Kenapa ya, di negeri ini, kreatifitas dan kecerdasan yg maju sering tdk mendapat saluran. Bahkan untuk di uji secara fair pun kadang2 tidak diberi ijin dan kesempatan. Dulu pernah ada kisah pak kusrin yg memproduksi TV lokal, dan malah dituntut oleh aparat karena faktor perizinan. Lha kenapa tdk dibantu perizinannya dan malah di tuntut hukuman?! Dulu ada juga kisah dosen penemu bibit unggul padi yg sdh terbukti kualitasnya dan sdh dipakai di komunitasnya, namun tdk mendapat saluran untuk menjadi bibit padi resmi yg bisa diproduksi untk masyarakat luas. Ada juga nikuba, yg masih hangat, yg bahkan tdk dilirik untuk diuji oleh lembaga formal, sampai penemu nya sakit hati. Ada juga cerita besar vaknus, yg dihambat, yg buntutnya belum selesai sampai sekarang. Dan sekarang muncul lagi kisah dr. Indro dgn penelitian virus yg hasilnya simpel dan aplikatif untuk masyarakat. Namun, apakah diberi saluran untuk diperkenalkan ke masyarakat? Tidak juga, masih sama seperti sebelum2nya. Negara ini banyak sekali memiliki sdm yg membawa terobosan2 di bidangnya. Namun kenapa, oh kenapa.. Katanya mau maju, namun ide kemajuan tdk mendapatkan jalannya. Mandeg sebelum finish. Layu sebelum berkembang. Sudah keluar padahal baru sebentar, (eh, apa ini, wkwkwk)

Yea A-ina:

Gak mungkinlah, kalau Abah Dis hanya minta (gratis), buku virus drh Indro. Gengsilah kalau minta buku kepada penulisnya pula. Abah tak bergeming ketika ada permintaan kaos, Anda Sudah Tahu. Tapi kali ini, rasanya orang tua nan banyak tabungannya ini, meleleh juga setelah didemo komentar berulang pak Pry. Sebuah sikap bijak yang layak ditiru, bahwa kalau bisa membagi kenapa harus meminta. Kalau bisa menulis kenapa harus mengkritik tulisan orang lain? Karena di kolom komentar ini, wadah belajar menuliskan ide dan alternatif dari kita kepada orang lain, Abah Dis jadi mentor nya.

Johannes Kitono:

Terima kasih P Pry, saya beruntung mendapat rezeki buku gratis drh Indro Cahyono yang juga pakar virus Indonesia. Kegiatan membaca, menulis komentar dan membagi buku gratis itu gampang gampang susah. Yang dapat rezeki buku pasti ketawa dan tidak dapat tolong dibukakan pintu maafnya bagi P Pry. Maaf juragan Disway mau sedikit numpang promo. Kumpulan tulisan saya SDHA ( Suka Duka Hidup di Asrama ) yang dicetak Gramedia Printing sudah terbit diawal Juni 2022. Bagi teman teman yang mau membaca E-Book SDHA secara gratis silahkan japri via WA. Bagi yang mau buku cetak SDHA dengan ttd penulis ,tolong bayar pengganti ongkos cetak Rp.50 rb/ buku diluar ongkir. Khusus untuk P Pry tentu saja gratis termasuk ongkirnya. Thx, jk

Gianto Kwee:

"In Search Of Identity" Autobiography Anwar Sadat, mas Pry mencari dan membentuk GAYA berkomentarnya di "Disway", dia sukses dengan gaya komentarnya yang Khas, itulah identitas Mas Pry ! Bung Dahlan menghargainya, juga saya , Salam

Jimmy Marta:

Tujuan virus bukan untuk membunuh manusia. Pun senjata yg dibuat manusia bukan untuk membunuh. Pistol, senapan, meriam, bom, rudal, tank, pesawat tempur bahkan nuklir. Itu senjata untuk pertahanan. Bagi superpower alasan untuk mempertahankan diri bisa dibuat buat. Lawan lebih kuat itu ancaman. Yg disebelah gerak gerik dianggap memprovokasi. Itulah manusia. Virus hanya membunuh jika pertahanan tubuh sasaran lemah. Senjata pertahanan dipakai membunuh bangsa yg lemah. Ayo perkuat pertahanan...!

Antonio Samaran:

Buat drh. Indro tidak perlu membuang energi untuk menjelaskan kepada orang-orang bodoh yg tidak mau belajar. Mereka tidak akan percaya sekaligus menertawakan penjelasan anda. Sampai hari ini masih banyak orang memamerkan kebodohannya di sosmed yg dengan bangga mengatakan covid 19 itu tidak ada dan covid 19 adalah rekayasa pemerintah untuk mencari cuan. Kalo dijelaskan lbh lanjut mereka sangat radikal dan mengatakan kalo covid benar-benar ada maka anda sudah tidak mungkin menulis di sini. Ternyata virus kebodohan jauh lebih berbahaya dari virus itu sendiri. Virus asli bisa dicari obatnya. Virus kebodohan hampir tidak ada obatnya.

Kategori :

Terkait

Selasa 20-06-2023,05:18 WIB

Badai Berlalu

Selasa 13-06-2023,05:37 WIB

Putri Cowell

Rabu 24-05-2023,02:45 WIB

Zaytun Gantar

Jumat 23-12-2022,04:00 WIB

Omnibus Kesehatan

Kamis 08-12-2022,04:00 WIB

Arek Kesel