Pak Pry-lah yang kita minta menentukan siapa 14 orang yang berhak mendapat buku itu –satu untuk dirinya sendiri. Keputusan beliau tidak bisa diganggu gugat. Pun oleh saya.
Saya tahu akan banyak yang minta Pak Mirza sebagai penentu, tapi sudah lebih dua minggu beliau konsentrasi entah di mana. Jangan-jangan ia justru sedang membaca buku karya drh Indro ini.
Menurut pendapat saya inilah buku yang sangat praktis dan mudah dimengerti. Misalnya ketika Indro menulis Bab 2: apa itu antibodi. Dijelaskan, ukuran antibodi itu jauh lebih kecil dari virus Covid. Antibodi itu kecilnya 10 nanometer. Tidak bisa dilihat, pun oleh mikroskop biasa. Padahal yang akan dibunuh oleh antibodi itu besarnya sepuluh kali lipat. Ada yang sampai 50 kali lipat. Anda sudah tahu: ukuran virus Covid itu 100 nanometer (paling kecil) sampai 500 nanometer.
Bagaimana si kecil antibodi bisa membunuh raksasa Covid? "Ratusan antibodi mengepung dan mengeroyok virus. Seperti semut mengerubungi seputih cokelat. Sampai cokelatnya tak terlihat lagi. Lalu virus itu pun mati.
Bacalah sendiri hasil pemikiran, penelitian dan penulisan Indro ini. Saya tidak bisa membocorkan semuanya.
Berpikir itu penting. Berbuat juga penting. Indro melakukan keduanya. (*)
Komentar Pilihan Disway (*) Edisi 24 Juni 2022: Ketua Umum
thamrindahlan:
Meriam Rusia ganas mendentum / Presiden Ukraina geram beruntum / Sekarepmu bergaya wahai ketum / Presiden Indonesia malah tersenyum / Salamsalanan
rid kc:
Kawanku tidak mau menyebut politik tapi solitik. Entah mengapa politik disebut solitik. Politik itu tidak perlu serius. Politik itu tawar menawar kayak penjual dan pembeli di pasar. Kalau deal ya jalan kalau tidak ya sudah. Politik tidak usah dibuat serius. Rakyat yang gontok-gontokan sementara elitenya bancakan uang. Rakyat harus cerdas jangan mau lagi dibuat obyek cari uang. Yang penting bagi rakyat seperti saya negara aman, damai, harga terjangkau, bisa makan minum dan berkumpul dengan sanak keluarga, teman tanpa ada rasa ketakutan.
Mas Dino:
Awalnya sya melihat seperti siswa dipanggil guru BP. tpi entahlah, tergantung pda perasaan masing2 orang
Yea A-ina:
Bagi seorang tukang mebel, rekasane buat "kursi" tak seberapa dirasa. Kalau 1 kursi hilang direbut, tinggal bikin kursi lainnya, yang lebih bagus dan kokoh wkwkwk. Salam dari (mantan) tukang mebel @Mbah Mars
Lena Wati: