JAKARTA, (DiswayJateng)– Gagasan koalisi Semut Merah antara PKB dan PKS sepertinya hanya seumur jagung.
PKB lebih memantap merintis koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama Partai Gerindra.
Gerbong poros tersebut masih saja bisa bertambah. PKS dan Partai Demokrat masih berpulang bergabung dengan KIR.
Akan tetapi, harus ada sejumlah kondisi yang terpenuhi bagi PKS dan Demokrat.
Apalagi, PKS dan Demokrat memiliki memori buruk ‘dikhianati’ Partai Gerindra yang usai Pilpres 2019 lalu memilih bergabung dengan koalisi pemerintah.
Menurut Profesor Riset BRIN, Siti Zahro, PKS dan Demokrat mau gabung KIR jika kepentingan politik dan keuntungan mereka terpenuhi.
“Bergabung tidaknya PKS dan Demokrat ke KIR sangat tergantung seberapa besar keuntungan politik yang mereka peroleh dalam Pemilu 2024, khususnya perokehan di pemilu legislatif,” ungkap Siti Zuhro kepada RMOL, Minggu (19/6/2022).
Siti Zahro juga tak meyakini koalisi yang sudah bermunculan belakangan ini benar-benar sudah fix.
Sebab menurutnya, koalisi yang muncul itu masih sebatas penjajakan dan belum sampai serius benar-benar berkoalisi untuk 2024.
Ia memprediksi, bisa saja nanti muncul tiga atau empat koalisi jika memang kompetisinya sehat.
“Tapi kondisinya bisa malah berubah jadi dua paslon saja kalau yang menonjolkan adalah politik transaksional,” katanya.
Sementara, peneliti Populi Center Rafif Pamenang Imawan menyebut, koalisi PKB-Gerindra merupakan respon dari Rakrenas Partai Nasdem.
“Terkait koalisi indonesia raya yang dideklarasikan oleh Prabowo dan Cak Imin menurut saya ini sebagai respons terhadap Rakernas Nasdem,” ucap Rafif.
Hal lain yang mendasari kelahiran KIR adalah tidak adanya nama Cak Imin dan Prabowo.
“Karena Rakernas Nasdem tidak ada nama Cak imin maupun Prabowo. Yang ada nama Anies Baswedan, Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo,” sambungnya.