LSSFF 2025 Resmi Ditutup, Kota Semarang Mantapkan Diri Jadi Rumah Film Pendek Nasional

LSSFF 2025 Resmi Ditutup, Kota Semarang Mantapkan Diri Jadi Rumah Film Pendek Nasional

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti resmi nenutup Lawang Sewu Short Film Festival di TBRS Semarang.-Dok pemkot semarang-Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, Diswayjateng.com – Pemerintah Kota Semarang resmi menutup rangkaian Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025 melalui Malam Anugerah yang digelar di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Jumat 19 Desember 2025 malam. Penutupan ini menjadi penegasan komitmen Kota Semarang dalam mengembangkan ekosistem film pendek bertaraf nasional.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengaku bangga dengan kualitas film-film yang ditampilkan sepanjang festival. Menurutnya, sejak awal LSSFF memang diproyeksikan sebagai ajang nasional yang terbuka bagi sineas dari seluruh Indonesia.

“Film-film yang dipilih juri memang bagus banget. Walaupun banyak pemenangnya bukan orang Semarang, tapi sejak awal kami memang berniat menjadikan ini festival film tingkat nasional. Kota Semarang sangat bangga bisa mempersembahkan festival film pendek yang diikuti sineas dari seluruh Indonesia,” ujar Agustina.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, juri, serta pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan LSSFF 2025 hingga berjalan sukses dan mendapat antusiasme luas dari pelaku perfilman.

BACA JUGA:KAI Wisata Dukung Lawang Sewu Short Film Festival 2025, 21 Film Terbaik Semarang Siap Tayang

Festival film pendek yang digagas melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang tersebut menjadi ruang ekspresi kreatif bagi sineas dari berbagai daerah. Sejak awal pelaksanaan, LSSFF 2025 tidak hanya dirancang sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran dan kolaborasi antarpegiat film.

Berbagai kegiatan mewarnai LSSFF 2025, mulai dari forum inspirasi, workshop, Mini Lab, pemutaran film, hingga malam puncak penganugerahan. Pada sesi workshop dan Mini Lab, sineas muda asal Semarang Iwan Resdiyanto keluar sebagai pemenang Lomba Ide Cerita melalui konsep film berjudul The Last Swing. Ia berhak memperoleh dukungan biaya produksi sebesar Rp50 juta.

Sementara itu, Short Film Competition diikuti oleh 144 karya film pendek dari berbagai daerah di Indonesia. Seluruh karya tersebut melalui proses kurasi ketat serta penilaian dewan juri sebelum akhirnya ditetapkan para pemenang di sejumlah kategori, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga kategori umum.

Melalui penyelenggaraan LSSFF 2025, Pemerintah Kota Semarang berharap festival ini dapat terus menjadi ruang tumbuh bagi sineas muda serta memperkuat posisi Semarang sebagai salah satu pusat pengembangan film pendek nasional. (Sul)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: