Wisata Sepi, PAD Seret, DPRD Kabupaten Tegal Sentil Dinas Porapar
KUNJUNGAN - Komisi II DPRD Kabupaten Tegal saat melakukan kunjungan lapangan di destinasi wisata Waduk Cacaban dan Purin.Foto:Yeri Noveli/diswayjateng.id--
SLAWI, diswayjateng.id – Dua destinasi wisata kebanggaan Kabupaten Tegal kini bak kehilangan pesona. Waduk Cacaban dan Pantai Purwahamba Indah (Purin) yang dulu ramai pengunjung, kini tampak lengang dan memprihatinkan. Pemandangan ini terungkap saat Komisi II DPRD Kabupaten Tegal melakukan kunjungan lapangan (kunlap) ke dua lokasi wisata tersebut.
Dalam kunjungan itu, Ketua Komisi II Muhammad Alfian Adipradana bersama Wakil Ketua Arif Budiono, serta anggota Ahmad Saiful Bahri dan Samsuri, mendapati suasana yang jauh dari semarak. Di Obyek Wisata Cacaban, sebagian besar warung tutup, pengunjung nyaris tak terlihat, dan aktivitas wisata nyaris tidak ada.

Padahal, kondisi Waduk Cacaban saat ini jauh lebih baik setelah dilakukan remedial. Namun, potensi besar itu belum dimanfaatkan maksimal. Hal serupa juga tampak di Pantai Purwahamba Indah (Purin), Suradadi. Area wisata di pesisir utara Kabupaten Tegal itu terlihat sepi dan terkesan kurang terurus.
“Kami menyayangkan kondisi ini. Dinas pariwisata seharusnya punya terobosan agar pendapatan daerah meningkat. Jangan cuma wait and see,” tegas Alfian, di sela kunjungan.
BACA JUGA:Minimalisir Tawuran, Komisi II DPRD Kabupaten Tegal Dorong Liga Futsal Pelajar
BACA JUGA:Komisi II DPRD Kabupaten Tegal Soroti Proyek Trasa, Minta Dipercepat
“Sekarang alasannya selalu menunggu dana, menunggu tahun depan, atau menunggu bupati mengusulkan Rp3 miliar. Seharusnya dinas lebih kreatif mengelola aset milik Pemda agar menghasilkan PAD maksimal.”
Hal senada disampaikan anggota Komisi II, Samsuri, yang menilai pengelolaan aset wisata Pemkab Tegal belum digarap secara serius.
“Sayang sekali aset daerah dibiarkan begitu saja. Pengelola harus punya inovasi dan konsep pengembangan agar wisata tidak mati suri,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II Arif Budiono menambahkan, sudah saatnya Dinas Porapar menggandeng konsultan pariwisata profesional untuk memikirkan strategi pengembangan jangka panjang.
BACA JUGA:Komisi II DPRD Kabupaten Tegal Pesimis Jika Target PAD Tidak Tercapai
"Kita perlu inovasi kreatif agar wisata seperti Cacaban dan Purin tidak kalah dengan daerah lain. Selama ini, hanya Guci yang jadi andalan PAD pariwisata Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Dari sisi pengelola, Kepala UPTD Obyek Wisata Dinas Porapar Kabupaten Tegal Satriyo Pribadi menjelaskan, kunjungan wisatawan ke Cacaban memang meningkat pada akhir pekan. Namun, di hari biasa sangat minim pengunjung.
“Pengunjung biasanya datang sore hari, saat cuaca mulai teduh,” jelasnya.
Menurutnya, pendapatan retribusi dari Cacaban rata-rata hanya Rp3 juta hingga Rp4 juta per minggu. Tiket masuk pada hari biasa Rp9.000 untuk dewasa dan Rp8.000 untuk anak-anak, sedangkan akhir pekan naik seribu rupiah. Adapun event rutin seperti Ruwat Bumi Sedekah Waduk dan Cacaban Ekraf diharapkan bisa menjadi magnet wisata.
Sementara itu, Purin justru lebih lesu. Pendapatan per minggu hanya sekitar Rp1 juta, dengan tiket masuk Rp5.000 di hari biasa dan Rp7.000 di akhir pekan.
“Kami sebenarnya masih menunggu investor dan dukungan anggaran dari Pemda untuk mengembangkan kawasan ini,” kata Satriyo, didampingi Kabid Pariwisata Joko Sunarso.
Dengan kondisi dua destinasi wisata unggulan yang sepi, DPRD menilai perlu langkah konkret dan inovatif. “Kalau terus begini, wisata Kabupaten Tegal hanya akan jadi cerita masa lalu,” pungkas Alfian dengan nada tegas. (adv)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
