Harga Kopi Robusta di Kabupaten Pemalang Anjlok

MELIMPAH - Kopi Robusta sudah memasuki masa panen dengan hasil melimpah.Foto:Siti Maftukhah/diswayjateng.id--
PEMALANG, diswayjateng.id - Kopi robusta yang saat ini sedang panen dengan hasil melimpah harga jualnya anjlok. Turunnya harga diperkirakan karena banyak petani yang petik hijau, sehingga ketika kopi diolah tidak maksimal.
Samroh, petani kopi di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari mengatakan, saat ini untuk kopi robusta sedang memasuki masa panen dengan hasil melimpah. Sayangnya, harga kopi robusta turun drastis, sehingga petani tidak mendapatkan keuntungan yang banyak, walaupun panen melimpah.
"Kemarin petani petik hijau artinya kopi tersebut masih muda. Sehingga ketika diolah memang tidak menghasilkan kopi yang bagus, jadi harga turun," katanya.
Kopi robusta yang tadinya bisa dijual dengan harga Rp12.000 per kilogram sekarang hanya Rp8.000 per kilogram. Hal ini membuat petani rugi, kalaupun ada keuntungan sangat sedikit. Padahal untuk kopi robusta di daerah pegunungan ini paling mendominasi.
BACA JUGA:Kopi Poro, Minuman Para Ndoro di Abad ke-19 Kini Tersedia di Kadilangu Demak
BACA JUGA:Kontes Kopi Batang, Ketua TP PKK Ikut Cicipi Arabika Lokal yang Berpotensi Pasar Nasional
"Dibandingkan kopi arabika, lebih banyak yang tanam kopi robusta. Sehingga ketika panen hasilnya melimpah, bahkan stok kopi hasil panen tahun ini bisa bertahan sampai panen berikutnya," jelasnya.
Arman, salah satu pelanggan dan penikmat kopi mengatakan, kopi khas Gunung Slamet memang memiliki rasa yang unik. Dirinya lebih sering membeli kopi robusta berdasarkan permintaan pelanggan di kedainya. Rasa kopi khas Gunung Slamet sudah dikenal oleh para penikmat kopi sehingga stok kopi harus selalu tersedia.
"Untuk kopi robusta paling banyak peminat, tetapi kopi arabika juga tidak pernah sepi pembeli meskipun harganya lebih mahal," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: