Tim KIR SMA Negeri 1 Bojong Raih Juara 1 Krenova Kabupaten Tegal 2025

JUARA - Pembina KIR SMAN 1 Bojong Ziana Walida tim KIR berhasil meraih Juara 1 dalam Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Kabupaten Tegal 2025.Foto: Meiwan Dani R/diswayjateng.id--
SLAWI, diswayjateng.id - Tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1 Bojong berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Lomba Kreativitas dan Inovasi (KRENOVA) Kabupaten Tegal 2025 di Gedung Dadali Bappeda Kabupaten Tegal.
Mempertemukan pelajar SMA/SMK se-Kabupaten Tegal dalam ajang adu gagasan di bidang sains dan teknologi terapan. Lomba tersebut mempertemukan pelajar SMA/SMK se-Kabupaten Tegal dalam ajang adu gagasan di bidang sains dan teknologi terapan.
Kemenangan tim SMA Negeri 1 Bojong diraih melalui karya berjudul “Jumapetih”, inovasi bio-pestisida alami yang dikembangkan untuk mengendalikan hama Thrips pada tanaman cabai. Tim ini terdiri atas tiga siswa, yaitu M. Ihdan Firdausa (XI-1), Ayunda Zahranajma Leyla (X-2), dan M. Hamka Rizqi Mubarak (X-7).
“Kami ingin menciptakan produk yang benar-benar membantu petani, namun tetap ramah lingkungan,” ujar Ketua Tim Ihdan.
BACA JUGA:SMA Negeri 1 Bojong Raih Tiga Juara FLS3N tingkat Kabupaten Tegal
BACA JUGA:Workshop Sinematografi, SMA Negeri 1 Bojong Datangkan Dosen Praktisi Film
“Jumapetih” memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar, seperti daun pepaya dan bawang putih. Inovasi tersebut telah melalui serangkaian uji coba langsung di lahan pertanian milik petani lokal dengan fokus pada efektivitas, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan.
Pembina KIR SMA Negeri 1 Bojong Ziana Walida menegaskan bahwa keberhasilan tersebut tak lepas dari semangat kolaboratif serta ketekunan tim dalam melakukan riset lapangan.
Atas prestasi tersebut, tim memperoleh trofi juara, uang pembinaan, serta apresiasi dari seluruh warga sekolah dan masyarakat. Capaian tersebut membuktikan bahwa kreativitas dan kepedulian pelajar terhadap isu lingkungan dan pertanian mampu melahirkan solusi nyata dan aplikatif.
"Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga terjun langsung ke kebun, berdialog dengan petani, dan melakukan uji coba berulang kali. Inilah yang membuat karya mereka kuat dan berdampak,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: