Dorong Masyarakat Cerdas Bermedia di Era Deepfake, Mahasiswa Unsoed Edukasi Literasi Digital

EDUKASI - Mahasiwa Magister Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed Purwokerto menggelar edukasi Peningkatan Literasi Digital dalam Rangka Pencegahan Manipulasi Deepfake.Foto:Eko Fidiyanto/diswayjateng.id--
BREBES, diswayjateng.id - Perkembangan teknologi era kini kian pesat. Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) bahkan menyediakan banyak platform aplikasi rekayasa hingga manipulasi. Deepfake atau pemalsuan sintesis citra manusia menggunakan kecerdasan buatan pun akhirnya menjadi kekhawatiran sendiri.
Melihat kekhawatiran itu, Mahasiswa Magister dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan edukasi peningkatan literasi digital. Sedikitnya, lima mahasiwa Magister Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed Purwokerto menggelar edukasi Peningkatan literasi digital dalam Rangka Pencegahan Manipulasi Deepfake.
Ananda Putri Husain, Deva Yuananda, Gholi Alaudin, Luthfiyah Lestari dan Mabdi Rizqi Rofi memaparkan berbagai materi pencegahan manipulasi deepfake kepada para pegawai Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (Dinkominfotik) Brebes dan sejumlah pelajar tingkat SMA.
Deva Yuananda mengatakan, deepfake adalah teknologi berbasis Al yang dapat memanipulasi wajah, suara, atau gerakan dalam gambar dan video, sehingga terlihat seolah-olah asli. Teknologi ini bisa membuat hoaks politik, menyebarkan konten vulgar non-konsensual, merusak reputasi seseorang, dan menciptakan kebingungan publik.
BACA JUGA:Kembangkan Industri Wisata, Dosen Unsoed Teliti Seni Budaya Kuntulan di Kabupaten Tegal
BACA JUGA:Tak Hanya Unsoed Saja, Inilah 4 Universitas Terbaik di Banyumas Versi Edurank 2023 Loh, Apa Saja Ya?
"Konten deepfake juga sekarang makin canggih dan sulit dikenali, membuat masyarakat rentan tertipu. Konten-konten ini sering muncul di media sosial," kata Deva, Rabu (18/6/2025).
Dia melanjutkan, dampak serius deepfake bisa merusak reputasi dan privasi individu, trauma dari konten porno non-konsensual, penyebaran hoaks dan panik publik, menurunnya kepercayaan pada informasi digital, serta adanya potensi konflik dan pelanggaran etika digital.
Dia melanjutkan, pihaknya menyadari pentingnya melakukan upaya kolektif dalam meningkatkan kesadaran dan ketahanan masyarakat terhadap dampak dari teknologi digital baik dalam dampak positif maupun negatif melalui mengadakan penyuluhan terkait Deepfake.
"Kegiatan ini bertujuan untuk membekali masyarakat dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani, memahami, dan mengantisipasi bentuk-bentuk manipulasi yang ada di media digital, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan teknologi Deepfake," ungkap Deva.
BACA JUGA:Mahasiswa Unsoed Purwokerto Tewas di Obyek Wisata Curug Dhuwur Bumisari
Pemateri lain, Mabdi Rizqi Rofi mengatakan, penyuluhan ini tidak hanya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga sebagai wujud dalam implementasi dari ilmu yang telah dipelajari dalam program studi.
Melalui pendekatan komunikatif, partisipatif, dan berbasis kasus-kasus nyata, kegiatan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menjadi pengguna media yang lebih kritis, cerdas, dan bertanggung jawab dalam era digital yang semakin kompleks.
"Kegiatan penyukuhan ini diharapkan dapat terus dikembangkan dan direplikasi di berbagai daerah sebagai bagian dari gerakan literasi digital nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: