Bendung Wilalung Kudus Mengkhawatirkan, Elevasi Air Bertambah dan Dipenuhi Sampah

Bupati Samani, Dinas PUPR dan BPBD memantau Bendung Wilalung.-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id- Kondisi Bendung Wilalung yang berada di Desa Babalan, Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, kini masih siaga dengan elevasi atau ketinggian air 258 meter.
Dengan curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari ke depan, dikhawatirkan memicu bertambahnya elevasi air. Karena itu, kondisi tersebut membutuhkan perhatian khusus.
“Karena kalau elevasinya sudah 260, masuk siaga kuning. Saat ini kondisinya masih siaga, masih merah. Dikhawatirkan cuaca yang tidak menentu membuat elevasi naik,” ujar Bupati Kudus, Samani Intakoris saat mengecek kondisi bendungan.
Sam’ani mengakui, menuturkan, kondisi air sungai Bendung Wilalung melimpas beberapa hari terakhir. Hal itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Grobogan. Hal ini membuat debit air Bendung Klambu naik, hingga mengalir ke Bendung Wilalung.
Pemkab Kudus bersama BPBD dan Dinas PUPR terus berkoordinasi dengan petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang bertugas memantau kondisi Bendung Wilalung.
“Kita harus siaga terus, terlebih lalu lintas di sini luar biasa. Dari Demak ke Kudus lalu lintasnya padat,” tukas Bupati Sam’ani.
Samani pun menyoroti adanya sampah di Sungai Serang yang menumpuk di Bendung Wilalung. Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kudus untuk menjaga kebersihan, sebab sungai bukan tempat pembuangan sampah.
Sementara itu, Operasional dan Pemeliharaan Bendung Wilalung, Sugeng Hartanto menyampaikan, makin besar elevasi sungai makin besar kekuatan tanggul. Namun ketika elevasi rendah, kekuatan tanggul juga makin rendah.
Sugeng bersama timnya terus memantau pergerakan air sungai di Bendung Wilalung. Total ada 4 petugas yang berjaga bergantian selama 24 jam.
Menurut Sugeng, Bendung Wilalung mengalami masalah serius akibat penumpukan sampah yang diperkirakan mencapai puluhan ton. Sampah-sampah tersebut menutupi area bendung, mengkhawatirkan kondisi aliran air dan lingkungan sekitar.
Penumpukan sampah ini terjadi beberapa hari terakhir. Terutama saat debit air Bendungan Klambu di Kabupaten Grobogan tinggi dan elevasi Bendung Wilalung mencapai 260 sentimeter.
”Sampahnya berasal dari daerah atas dari Sungai Serang, Sungai Glugu, anak Sungai Lusi. Kebanyakan batang pohon, pohon jagung, bambu dan lainnya. Jumlahnya ada sekitar 40 ton sampah,” terangnya.
Sugeng dan seorang rekannya hanya bisa membersihkan sampah secara manual.
”Kami bersihkan sebisa mungkin secara manual karena kami hanya dua petugas saja. Penanganan kami lakukan dengan sebatang bambu yang kami beri gantolan besi,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: