Bukan di Negeri Sakura, Japan Festival 2025 Unjuk Potensi Budaya dan Kuliner Warga Kudus

Pagelaran Japan Festival 2025 tampil lebih meriah dengan beragam agenda menarik.-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id- Pagelaran Japan Festival 2025 tampil lebih meriah dengan beragam agenda menarik. Beragam suguhan budaya, kuliner dan kekayaan lokal yang memikat, ditampilkan warga dan seniman yang tinggal di kaki Pegunungan Muria Kudus ini.
Suguhan yang tersaji dalam kearifan local warga Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus ini, diantaranya kuliner tempo doeloe, Palana Japan, Macak Muria, Festival Gedhangan dan pertunjukan seni tradisional Mbalik Cilik hingga bazar UMKM lokal.
Gelaran Japan Festival 2025 yang berlangsung tiga hari dan berakhir Senin kemarin, dipusatkan di area kompleks balai desa Japan. Festival ini juga mengeksplor potensi alam Desa Japan yang terletak di lereng Pegunungan Muria dan Perbukitan Patiayam.
Letaknya yang berada di ujung utara Kabupaten Kudus, menjadikan desa ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang menginginkan suasana sejuk dan asri.
Kepala Desa Japan, Sigit Tri Harso menjelaskan, Japan Festival menjadi kesempatan memperkenalkan potensi desa secara lebih luas, baik di sektor pertanian, perkebunan, seni budaya, maupun produk UMKM.
“Desa kami berada di dataran tinggi yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Melalui festival ini, kami ingin menarik wisatawan untuk datang, menikmati keindahan alam, serta membawa pulang produk lokal dan hasil bumi kami,” ujar Sigit.
Memasuki tahun kedua penyelenggaraannya, kata Sigit, Japan Festival menghadirkan sejumlah atraksi baru. Yakni pertunjukan tari serta inovasi dalam program Macak Muria dan Palana Muria.
“Macak Muria merupakan kolaborasi beberapa desa di wilayah Muria dan Patiayam yang peduli pada pelestarian lingkungan. Kami berharap, desa-desa ini bisa menjadi pionir dalam gerakan konservasi alam,” lanjutnya.
Dukungan juga datang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus. Pihak Disbudpar setempat mengapresiasi penyelenggaraan festival ini, sebagai strategi efektif untuk mengenalkan potensi lokal ke level yang lebih luas.
“Japan Festival memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata internasional. Produk khas Desa Japan, seperti air tiga rasa yang unik dan hanya ada satu di dunia, serta komoditas unggulan seperti kopi lokal, bisa menjadi daya tarik luar biasa,” ujar Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah.
Ia juga menyoroti inovasi dalam kuliner tradisional yang dihadirkan, seperti nasi jagung dan jajanan jadul lainnya. Masyarakat dinilai mampu mengolah hasil pertanian menjadi makanan khas yang menggugah selera.
“Kreativitas warga dalam mengolah pangan lokal menjadi kuliner tradisional adalah bukti nyata semangat inovasi. Ini menjadi salah satu kekuatan utama desa dalam mengembangkan sektor wisata berbasis kearifan lokal,” tambahnya.
Dengan keberagaman acara dan potensi yang diusung, Japan Festival 2025 diharapkan mampu menarik lebih banyak pengunjung serta menjadi agenda tahunan yang memperkuat citra Desa Japan sebagai destinasi wisata unggulan di Kudus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: