Dedikasikan Diri ke Masyarakat, Ipda Nasikun Melatih Taekwondo Gratis di Pondok Pesantren Kudus

Ipda Nasikun melatih Taekwondo kepada santri Ponpes Kudus-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id– Upaya membangun kedisiplinan dan jiwa bela negara di kalangan santri dilakukan oleh seorang anggota kepolisian di Kudus.
Polisi itu adalah Ipda Nasikun, perwira dari Satuan Samapta Polres Kudus. Ia rutin memberikan pelatihan bela diri Taekwondo secara gratis kepada puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlatul Jannah, Desa Gebog, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.
Kegiatan ini berlangsung setiap Jumat sore di aula pondok pesantren setempat. Sekitar 25 santri baik laki-laki maupun perempuan, antusias mengikuti setiap gerakan yang diajarkan.
Suara teriakan kompak saat melakukan teknik dasar Taekwondo menjadi pemandangan yang tak biasa di lingkungan pesantren yang biasanya identik dengan kegiatan keagamaan.
“Saya ingin anak-anak ini memiliki kedisiplinan, semangat olahraga, dan kemampuan bela diri. Ini bagian dari hobi saya yang ingin saya salurkan ke hal positif,” ujar Ipda Nasikun, Rabu (7/5/2025).
Dalam latihan, para santri diajarkan teknik dasar seperti tangkisan, pukulan, tendangan, serta kombinasi serangan dan pertahanan. Kegiatan ini didukung penuh pihak pondok pesantren, karena berdampak positif bagi perkembangan karakter para santri.
Selain menyehatkan jasmani, kata Nasikun, olahraga bela diri bisa menjauhkan anak-anak dari kecanduan gawai dan permainan daring yang berlebihan.
“Daripada mereka terus bermain ponsel dan kecanduan game, lebih baik berolahraga. Siapa tahu kelak mereka bisa berprestasi dan membanggakan orang tua,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Artanto, menyambut baik kegiatan yang dilakukan Ipda Nasikun tersebut.
Ia menilai, inisiatif itu merupakan bagian dari pengabdian polisi yang tak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga berperan aktif membina generasi muda.
“Apa yang dilakukan Ipda Nasikun ini bagus sekali. Selain menyalurkan hobi, beliau juga memberikan dampak positif bagi anak-anak di lingkungan pesantren,” ujar Artanto.
Menurut Artanto, perilaku Nasikun adalah contoh bahwa polisi bisa hadir dengan cara yang lebih dekat dan bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana olahraga, tetapi juga menjadi wadah pendidikan karakter bagi santri.
“Nilai-nilai seperti kedisiplinan, semangat, serta saling menghormati ditanamkan sejak dini,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: