Viral Remaja Perempuan di Grobogan Minta Uang Secara Paksa ke Nenek, Ini Hasil Assesmen TKSK

Tangkapan layar video viral remaja perempuan yang meminta uang secara paksa ke neneknya di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (Achmad Fazeri/diswayjateng.id)--
GROBOGAN, diswayjateng.id - Viral di media sosial video seorang remaja perempuan minta uang secara paksa ke neneknya di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Video yang diunggah salah satu akun Instagram itu menyertakan sebuah narasi, "Gara-gara tak diberi Uang Seorang Anak Perempuan Ng4muk ke Ibunya yg Sudah Sepuh".
Video yang diunggah menandai akun @kemensosri tersebut mempelihatkan seorang remaja perempuan berkaos hitam berupaya mengambil uang dari seorang lansia.
Bahkan dengan gerakan memaksa hingga mencengkeram baju berwarna ungu yang dikenakan lansia tersebut, ia terus berupaya mendapatkan uang.
Video viral itu akhirnya mendapatkan respons dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Dewi Ratna Sari.
TKSK sendiri merupakan kepanjangan tangan pemerintah dalam membantu penanganan permasalahan sosial di masyarakat, terutama di tingkat desa atau kelurahan.
Dewi lantas mendatangi rumah remaja perempuan itu. Dari hasil assesment, diketahui bahwa lansia dalam video itu bukan ibunya, tetapi nenek. Orangtua remaja perempuan juga telah berpisah (cerai) dan saat ini diasuh neneknya.
"Anak itu terlihat memiliki emosi yang tidak stabil dan menunjukkan perilaku agresif terhadap neneknya," ujar Dewi dalam laporan assesment, pada Senin (28 April 2025).
Dalam laporan assesment tersebut, disebutkan bahwa remaja perempuan marah dan kecewa karena kebutuhan pribadinya tidak selalu bisa terpenuhi karena keterbatasan ekonomi, belum lagi suami neneknya menderita struk.
Selain itu, juga tidak ada keterlibatan aktif dari kedua orangtua yang sudah bercerai dalam mendukung kebutuhan sang anak. Sekalipun neneknya saat ini mendapat bantuan BPNT Kemensos.
Dewi mengatakan bahwa masyarakat setempat menunjukkan keprihatinan dan empati yang baik, meski ada juga yang memberikan stigma negatif pada remaja perempuan dan keluarganya.
"Jadi, perlu ada intervensi psikososial melalui layanan konseling anak serta keluarga, pemberian bantuan sosial kepada keluarga (nenek), diharapkan adanya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pemulihan kondisi anak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: