Seleksi Lomba Desa di Jepara Ketat, Delapan Desa Incar Hadiah Uang Miliaran

Seleksi Lomba Desa di Jepara Ketat, Delapan Desa Incar Hadiah Uang Miliaran

Bupati Witiarso foto bersama usai paran delapan petinggi desa-arief pramono/diswayjateng.id-

JEPARA, diswayjateng.id- Masa depan Kabupaten Jepara bertumpu pada kekuatan desa. Prinsip ini menjadi arah pembangunan yang diusung Bupati Jepara Witiarso Utomo selama lima tahun kepemimpinannya. 

Melalui program unggulan Bupati Ngantor di Desa, Witiarso mendorong agar kemajuan daerah dimulai dari tingkat paling bawah. Karena itu, Bupati Jepara menegaskan komitmennya memperkuat desa sebagai fondasi pembangunan daerah. 

“Desa yang tangguh akan melahirkan kabupaten yang mandiri dan berdaya saing,” ujar Bupati Witiarso usai mendengarkan paparan delapan petinggi desa yang masuk nominasi Lomba Desa Jepara 2025

Kegiatan ini berlangsung di ruang kerja bupati, dengan dihadiri Kepala Dinsospermasdes Jepara, Edy Marwoto. Adapun desa yang tampil yakni Banjaragung, Nalumsari, Rengging, Lebak, Karanggondang, Ngabul, Bantrung, dan Kelet. Mereka diberikan waktu 10 menit menyampaikan gagasan dan capaian berbasis indikator pemerintahan, kewilayahan, kemasyarakatan, serta inovasi sosial dan digital.

Bupati Witiarso pun mengapresiasi semangat para petinggi desa. Ia menilai lomba desa sebagai langkah strategis untuk mempercepat pembangunan dari akar. 

“Kalau pembangunan di desa selesai, kabupaten akan baik dengan sendirinya,” ucap Witiarso belum lama ini.

Witiarso menyebut, rencana arah pembangunan tahun depan akan difokuskan pada pengembangan pariwisata dan UMKM berbasis lokal. 

Menurut Witiarso, dana hadiah dari lomba desa akan digunakan untuk mendorong inisiatif tersebut. Selain itu, Pemkab Jepara turut merancang program kunjungan lintas wilayah, lengkap dengan fasilitas angkutan tanpa biaya bagi warga.

Sebagai bentuk dukungan, Pemkab Jepara merancang program kunjungan antar-desa lengkap dengan penyediaan transportasi gratis bagi masyarakat. Rencana ini akan dimatangkan sebelum pembahasan anggaran 2026. 

“Kalau tidak bisa beli bus, kita sewa, yang penting masyarakat bisa saling mengunjungi, mengenal potensi satu sama lain,” kata dia.

Guna mendukung program tersebut, pihaknya juga menjajaki sumber pendanaan alternatif. Salah satunya melalui skema tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Dari PGN saja kita ajukan Rp3 miliar, dan sudah disetujui Rp2 miliar,” jelasnya.

Ia menegaskan, seluruh ide pembangunan dari desa akan difasilitasi, selama sejalan dengan rencana pembangunan daerah. Setelah kunjungan lintas desa berjalan, rencana pembentukan klaster berbasis kearifan lokal akan dipetakan sebagai fondasi pembangunan terintegrasi. 

“Intinya, pemerintah siap kerja keras. Saya ingin lima tahun ke depan, cita-cita desa-desa di Jepara bisa terwujud,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinsospermasdes Edy Marwoto menjelaskan bahwa sesi pemaparan ini sebagai inovasi khas Jepara. Menurutnya, forum tersebut melatih para petinggi menyampaikan program secara langsung, sekaligus menyiapkan mereka tampil di hadapan tim penilai tingkat provinsi atau nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: