Tak Dukung Kebijakan Bupati Pati, Sudewo Ancam Pecat Kades

Tak Dukung Kebijakan Bupati Pati, Sudewo Ancam Pecat Kades

Bupati Sudewo halal bihalal di Kantor Kecamatan Tlogowungu Pati.-arief pramono/diswayjateng.id-

PATI, diswayjateng.id- Kabupaten Pati di bawah kepemimpinan Bupati Sudewo tidak hanya fokus pada pembangunan fisik saja. Sebab, Sudewo juga memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. 

Bahkan dalam waktu dekat, Bupati Sudewo segera mengeluarkan instruksi langsung kepada para kepala desa untuk mendukung kebijakan di bidang pendidikan. 

Tak main-main, Sudewo juga menerapkan sistem reward (pengahragaan) dan punishment (hukuman) yang akan diberlakukan secara ketat.

“Sanksinya sampai pemecatan. Saya tidak ada toleransi dalam pelaksanaan kebijakan,” ujar Bupati Sudewo saat  halal bihalal di Kantor Kecamatan Tlogowungu, Sabtu (26/4/2025).

Penegasan itu diungkapkan Sudewo, dihadapan Forkopimcam, Kepala Desa se-Kecamatan Tlogowungu, Sekretaris Desa, Pengurus PPDI Kecamatan Tlogowungu.

“Saya ingin semua warga Kabupaten Pati pintar. Kalau sistem di bidang pendidikan tidak matang, tidak mungkin semua bisa cerdas. Pendidikan harus membentuk karakter. Kalau soal pintar, iblis pun lebih pintar dari manusia. Tapi dia tidak punya adab,” tegas Sudewo.

Ia juga menyebut akan ada surat edaran dari Plt. Kepala Dinas Pendidikan kepada seluruh satuan pendidikan. Yakni untuk mendukung program pembentukan karakter siswa, termasuk dengan kegiatan kebersihan di sekolah. 

Tak lupa, Bupati Sudewo juga menyampaikan sejumlah langkah penting dalam kepemimpinannya. Sudewo mengaku sedang menata ulang konsep manajemen tata kelola pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pati secara menyeluruh.

“Sekarang ini saya baru menata konsep manajemen tata kelola pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pati. Ada sebagian yang sudah terbentuk, ada sebagian yang masih proses. Yang sudah terbentuk langsung dieksekusi di lapangan,” ungkap Sudewo.

Ia juga menyoroti kondisi infrastruktur jalan yang memprihatinkan. Diantaranya di beberapa ruas jalan seperti Tayu-Dukuhseti yang kondisinya sudah seperti sawah dan sungai, serta sejumlah wilayah lain seperti Pasucen-Lahar, Soneyan-Ngemplak Kidul, Tlogowungu-Lahar, hingga Gabus-Winong dan Wedarijaksa.

“Maka, saya harus menata ulang APBD, dari penanganan jalan yang hanya Rp 40 miliar menjadi Rp 330 miliar. Apakah kita tega membiarkan yang semacam itu?”, tanya Sudewo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: