Terkait Dugaan Limbah PT Charoen Pokphand di Pagak, DLH Sragen Ungkap Fakta Baru

Terkait Dugaan Limbah PT Charoen Pokphand di Pagak, DLH Sragen Ungkap Fakta Baru

Seorang petani yang menunjukkan limbah dari salah satu pabrik di kecamatan sumberlawang--Mukhtarul Hafidh / diswayjateng.id

SRAGEN, diswayjateng.id – Tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP), dan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Sragen telah turun ke lapangan terkait masalah keluhan limbahk. Mereka menindaklanjuti keluhan warga Desa Pagak, Kecamatan Sumberlawang terkait dugaan pencemaran limbah dari PT Charoen Pokphand.

Hasil investigasi DLH Sragen menunjukkan temuan yang berbeda. Pihak DLH menyimpulkan bahwa limpahan air yang menggenangi lahan pertanian warga lebih disebabkan oleh curah hujan deras yang mengakibatkan saluran drainase meluap, dan bukan berasal dari pembuangan limbah PT Charoen Pokphand. Selain itu, tim juga tidak menemukan adanya bau tidak sedap di lokasi saat pengecekan dilakukan.

Kepala DLH Sragen, Rina Wijaya, menyampaikan hasil pengecekan yang dilakukan pada Rabu pagi, 16 April 2025, di lokasi yang diduga terdampak. Berdasarkan hasil investigasi, tim tidak menemukan adanya hubungan antara limpahan air di lahan pertanian warga dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik PT Charoen Pokphand.

"Sudah kami cek lapangan dengan DPM-PTSP dan DKP3. Tidak ada hubungannya dengan IPAL Charoen. Itu limpahan saluran drainase karena pasca hujan deras," jelasnya Rina Wijaya, Senin (21/4).

Rina memastikan bahwa tim di lapangan tidak mendeteksi adanya bau tidak sedap seperti yang dikeluhkan warga. Ia juga menambahkan bahwa limpahan air tersebut tidak memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman padi di sekitar area. "Tim ke TKP, tidak terdeteksi bau tidak sedap. Untuk pengolahan limbah, PT Charoen Pokphand memiliki IPAL," jelasnya.

Sebelumnya, warga Desa Pagak mengeluhkan dugaan pencemaran limbah air dari PT Charoen Pokphand yang disinyalir berdampak buruk pada lahan pertanian mereka. Salah seorang petani setempat, Ginaryo dari RT 9, mengungkapkan bahwa bau tidak sedap dari air limbah kerap tercium setelah Maghrib hingga malam hari. 

Dia menduga kondisi ini menyebabkan tanaman di lahannya sulit tumbuh dan berbuah, bahkan sempat tergenang selama tiga tahun. Ginaryo juga menyebutkan bahwa bau menyengat tersebut tidak terjadi setiap hari, melainkan pada waktu-waktu tertentu saat perusahaan mengolah limbah bangkai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: