Tidak Melarang Study Tour, Agustina Beri Persyaratan yang Khusus Kepada Sekolah

Wali Kota Semarang, Agustina dan Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin meninjau lokasi perbaikan jalan--Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.id - Study tour yang kerap diselenggarakan pihak sekolah pada akhir semester masih menjadi polemik dikalangan pemerintah.
Pasalnya aktivitas diluar sekolah tersebut dinilai rawan terjadi pungutan liar yang terpaksa harus menurunkan standar kualitas transportasi sehingga sering terjadi kecelakaan.
Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang justru tidak melarang sekolah melakukan study tour.
Hanya saja pihak sekolahan diberikan persyaratan khusus agar kegiatan study tour tersebut tidak menimbulkan hal-hal yang diinginkan.
BACA JUGA:Study Tour Diperbolehkan Oleh Disdikbud Kota Tegal, Asalkan Untuk Pembelajaran
BACA JUGA:Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Minta Larangan Study Tour Dikaji Ulang
"Saya sudah minta kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) supaya study tour tetap diperbolehkan. Tapi dengan persyaratan yang strict demi safety," ucap Wali Kota Semarang, Agustina saat ditemui wartawan di Balai Kota, Rabu 5 Maret 2025 kemari.
Pihaknya nanti akan mendorong Disdik Kota Semarang membuat kajian khusus perizinan study tour.
Agustina menekankan aspek keselamatan bagi sekolah yang ingin melakukan kegiatan tersebut.
"Harus ada perjanjian kalau dilakukan study tour harus safety," paparnya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Semarang, Bambang Pramusinto saat ditemui Balai Kota Semarang juga mengakui mendapat masukan dari pengamat terkait pelaksanaan outing class atau study tour.
Kegiatan di luar sekolah tersebut setidaknya harus terdapat pembelajaran yang bisa dipetik para siswa.
"Outing class sebenarnya tidak perlu jauh-jauh ke luar kota. Cukup dilaksanakan di dalam kota. Apa sih yang mau dipelajari, misal mau belajar tentang lingkungan. Maka bisa belajar di pantai Tambaklorok dan misal belajar sejarah bisa ke Lawang Sewu," ungkap Bambang.
Disdik Kota Semarang juga menyayangkan jika kegiatan di luar sekolah sampai membebankan orang tua siswa. Pasalnya tidak semua orang tua memiliki kondisi perekonomian yang cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: