Skandal Penipuan Bermodus Penerimaan PNS, Warga Pekalongan Tertipu Rp150 Juta

Korban penipuan PNS Kota Pekalongan menunjukkan salinan kuitansi pembayaran ke Pelaku--Bakti Buwono/ diswayjateng.id
PEKALONGAN, diswayjateng.id - NK (26) warga Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat, tak pernah menyangka, pertemuan dengan seorang pria berseragam Korpri berinisial AS justru berujung penipuan pendaftaran PNS.
Perkenalan keduanya berawal dari di tempat kerja pada 2019. AS adalah teman anak bosnya saat itu yang sering main di tempat kerja. Saat itu pun ia ditawari jadi PNS jalur tikus.
"Awalnya saya tidak tertarik. Saya memang pernah curhat pada 2019, bahwa saya sudah tiga kali ikut tes PNS dan gagal di tahap akhir. Terus saya lost contact karena saya kerja di Jakarta, sampai akhirnya saya kembali ke kampung halaman," ujar NK di rumahnya.
Ia kembali bertemu dengan pelaku AS secara tidak sengaja di jalan pada 2022. Ibarat teman lama bertemu kembali, keduanya kembali saling kontak.
BACA JUGA: Dinkes Kota Pekalongan Siapkan Tim Sidak Takjil Sepanjang Ramadan 2025
BACA JUGA: Exit Tol Setono Pekalongan Sering Jadi Arena Balap Liar, Begini Tindakan Aparat
NK kembali ditawari untuk jadi PNS jalur tikus. Awalnya, ia kembali menolak tapi pelaku berhasil membujuknya dengan janji ikut menanggung separuh biayanya.
"Saya bilang engga berani mas, saya takut kalau seumpamanya gak sanggup uangnya gimana. Dia itu menawarkan kita separuh separuh, kita rewangi (bantu). Ada uang berapa nanti dia talangi berapa, nanti ketika sudah jadi seperti dia uangnya bisa dikembalikan kalau sudah bekerja, itulah yang bikin saya tergiur juga," terangnya.
Hal yang membuatnya yakin adalah penampilan pelaku yang selalu memakai seragam PNS, seragram Korpri, hingga seragam atasan putih bawahan hitam disertai pin Korpri.
Lalu pelaku juga mengenakan name tag bertuliskan "dr. Arufiardy Anntyo, Sp.OG." , nama yang berbeda dengan di KTP. Pengakuannya bekerja di sebuah rumah sakit milik pemerintah daerah di Kabupaten Pekalongan.
BACA JUGA: Warga Lebakbarang Pekalongan Dapat Bantuan Bedah Rumah Dari Polisi
BACA JUGA: Isu Sterilisasi Jalan Barito, Juru Parkir RSU Budi Pekalongan Rahayu Temui Manajemen
"Dia bisa ngeles bilangnya begini, mbak tahu sendiri kalau orang orang pemain kayak gini tuh punya dua identitas, itu alesannya," tuturnya.
Ia pun sempat menanyakan tentang pekerjaan AS ke teman-teman hingga tetangga rumah pelaku. Sepengetahuan mereka, pelaku memang bekerja di rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: