Direktur RSUD Kalisari Batang Ungkap Utang Obat Rp15 Miliar, Katanya Tak Pengaruhi Pelayanan Pasien

Direktur RSUD Kalisari Batang Ungkap Utang Obat Rp15 Miliar, Katanya Tak Pengaruhi Pelayanan Pasien

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kalisari Batang, dr. Mochammat Ali Balkhi--Bakti Buwono/ diswayjateng.id

"Kami tetap berusaha agar tidak mengurangi kualitas pelayanan obat. Kami menggunakan obat-obatan berkualitas untuk mengcover kebutuhan pasien," ujarnya.

Selain utang kepada penyedia obat, tantangan lain yang dihadapi RSUD Kalisari Batang adalah penyesuaian biaya klaim BPJS Kesehatan. 

Meski BPJS Kesehatan membayar klaim tepat waktu, sistem pembiayaannya kadang tidak sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

"Kami mengajukan klaim dengan jumlah tertentu, tapi ada beberapa yang tertunda. Namun, kami tetap diskusikan dan lengkapi data yang dibutuhkan untuk diajukan kembali," ungkap dr. Feria.

Ia menambahkan bahwa kendala ini kerap terjadi pada pasien dengan perawatan panjang. 

"Misalnya, ada pasien yang biaya perawatannya sudah mencapai Rp150 juta dan masih membutuhkan hemodialisis, tetapi klaim BPJS hanya mencakup perawatan dalam satu episode tertentu. Pasien ini tidak mungkin dipulangkan karena masih butuh perawatan. Kami sudah mencoba merujuknya ke rumah sakit di Yogyakarta dan Semarang, tapi belum ada yang bisa menerima. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami sebagai rumah sakit yang mengemban amanat dari Pemda," jelasnya.

Meski menghadapi berbagai kendala finansial, RSUD Kalisari Batang tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. 

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan bantuan dari dana cukai, turut membantu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia layanan kesehatan utama di Batang.

Dengan upaya pelunasan utang secara bertahap dan peningkatan efisiensi pelayanan, RSUD Kalisari Batang berharap dapat terus memberikan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: