Penanganan PMK Melemah, Peternak Mengadu ke DPRD Sragen

Penanganan PMK Melemah, Peternak Mengadu ke DPRD Sragen

Pasar hewan di kabupaten sragen--Mukhtarul Hafidh / diswayjateng.id

SRAGEN, diswayjateng.id - Tingginya angka kematian dan penanganan penanganan PMK (penyakit mulut dan kuku). Peternak di Kabupaten Sragen mengadu kepada DPRD Sragen. DPRD khusunya Komisi 2 siap mempertemukan peternak dengan Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Perikanan (Dispangtan).

Saat konfirmasi, Ketua Komisi II DPRD Sragen, Sri Pambudi, bahwa ia telah menerima aduan langsung dari perwakilan peternak. 

Pambudi mengatakan, bahwa ia sedang mendorong audiensi untuk membahas masalah PMK ini.

“Iya benar kemarin sudah saya terima keluhan dari para peternak nanti kita pertemukan dengan dinas terkait,” ujarnya di Kantor DPD Golkar Sragen.

Menurut Pambudi, rencana pemanggilan dinas tentu dilakukan secara formal dan prosedural dan akan dilakukan setelah jadwal audiensi dengan peternak ditetapkan. Ia juga mengakui bahwa kondisi penyebaran PMK di Sragen cukup serius, sehingga peternak sapi sangat membutuhkan dukungan untuk menangani situasi ini.

“Peternak sapi di Sragen harus mendapatkan dukungan yang memadai karena PMK ini sangat meresahkan,” kata Pambudi.

Dengan harapan agar masalah ini segera mendapat solusi, DPRD Sragen akan terus berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat.

Terpisah, Kepala Dispangtan Sragen Ekarini Mumpuni Titi Lestari mengatakan, sebenarnya komunikasi informasi dan edukasi (KIE) sudah dilakukan Dispangtan. Pengobatan terhadap ternak dan penyemprotan desinfektan juga terus dilakukan. Kalau vaksin memang belum, namun kemudian dilakukan untuk sapi yang sehat.

"KIE sudah kita lakukan, pengobatan, dan desinfektan. Kemarin dapat desinfektan juga langsung kita bagikan ke peternak. Namanya virus menular sangat cepat," ucapnya.

Kasus Sapi terpapar PMK (penyakit mulut dan kuku) di Kabupaten Sragen terus bertambah. Setidaknya sampai Senin (13/1/2025) terdapat 1315 ekor sapi yang terpapar PMK. Dari jumlah tersebut 121 ekor mati. 

Kasus terbanyak di Kecamatan Mondokan dan Sukodono ada 240 dan 189 ekor sapi. Sementara di Tanon ada 54 ekor sapi.

Dengan kondisi ini para peternak mengadu ke anggota DPRD Sragen. Mereka resah dan meminta perhatian lebih karena sapi mati yang terpapar PMK sangat terpengaruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: