Cegah Demam Berdarah Merebak, Dinas Keshatan Rembang Sarankan Warga Tak Lakukan Fogging
Upaya pencegahan DBD, warga Rembang lakukan fogging.-Istimewa/diswayjateng.id-
Kasus resistensi nyamuk terhadap insektisida telah dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium di Banjarnegara.
Sampel jentik dan nyamuk diambil dari beberapa wilayah yaitu Kecamatan Rembang, Sluke dan Pamotan.
Pemeriksaan ini dilakukan karena fenomena fogging tidak terkontrol serta meningkatnya kasus DBD.
"Kita ambil sampel secara acak. Semuanya punya risiko resisten dan ini harus diwaspadai dan tahun depan kita harus ganti obat. Itu daerah yang harus beli sendiri bukan bantuan dari kementerian," ungkapnya.
BACA JUGA: Perubahan Status BPR Blora Artha Butuh Penyertaan Modal Rp100 Miliar
BACA JUGA: Pelatihan AI Tingkatkan Kompetensi Guru dan Siswa di SMA Muhammadiyah Cepu
Rembang sudah ditemukan resistensi nyamuk terhadap program insektisida Kementerian Kesehatan.
“Tahun depan, kami harus mengganti insektisida, terutama untuk daerah yang membeli sendiri dan bukan dari bantuan kementerian,” ungkapnya.
Menurutnya, penanggulangan DBD harus dilakukan melalui PSN 3M, penyuluhan, larvasidasi, serta fogging fokus dua siklus dengan radius 100 meter dalam interval satu minggu.
“Kenapa jaraknya satu minggu? Karena telur nyamuk membutuhkan waktu satu minggu untuk menetas. Maka, fogging diulangi untuk membunuh nyamuk dewasa, padahal larvasidasi sudah dilakukan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: