Sosok Pengajar Inspiratif, Dua Guru Disabilitas Jateng Diganjar Anugerah Kemendikdasmen

Dua orang guru disabilitas berprestasi asal Magelang dan Kendal bersama guru berprestasi lainnya di Indonesia, diganjar penghargaan Ditjen GTK Kemendikdasmen.-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id - Dua orang guru berprestasi asal Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kendal Jawa Tengah, diganjar penghargaan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Penghargaan kepada guru dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2024 itu, berlangsung di Jakarta. Dua guru asal Jawa Tengah itu, yakni Ujang Kamaludin dari SMK Negeri 1 Salam, Magelang.
Ia menerima penghargaan Kategori Anugerah Guru Penyandang Disabilitas dari pendidikan formal jenjang TK/TKLB serta SMK/SMKLB. Selanjutnya Slamet B dari SLB Negeri Kendal, meraih penghargaan Kategori Terimakasih GuruKhu.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani mengatakan, penghargaan bagi guru yang bertugas di satuan pendidikan khusus dan/atau guru penyandang disabilitas, merupakan upaya penting untuk mengakui kontribusi dan dedikasi mereka yang luar biasa.
“Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kerja keras, ketekunan, dan pengabdian mereka dalam mengatasi berbagai tantangan pendidikan,” ujar Nunuk Suryani dalam keterangan tertulisnya yang diterima diswayjateng.
Menurut Nunuk, guru memiliki peran sentral dalam dunia pendidikan, baik sebagai pengajar, pendidik, maupun fasilitator pembelajaran.
“Namun, tugas ini menjadi lebih kompleks bagi guru yang bekerja pada satuan pendidikan khusus dan/atau guru penyandang disabilitas,” ucapnya.
Nunuk mengakui, para guru menghadapi tantangan yang unik dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif bagi peserta didik.
Guru yang bertugas di satuan pendidikan khusus, kata Nunuk, tidak hanya dituntut memahami konsep dan metode pembelajaran umum saja.
“Namun juga memiliki pemahaman mendalam tentang strategi pembelajaran individual yang dapat memfasilitasi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap peserta didik penyandang disabilitas,” terangnya.
Nunuk mencontohkan, seperti anak-anak dengan gangguan sensorik, motorik, kognitif, serta anak-anak dengan spektrum autisme, ADHD, atau kesulitan belajar lainnya.
Demikian halnya dengan guru penyandang disabilitas yang berperan penting dalam memberikan inspirasi dan motivasi kepada seluruh peserta didik.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang dalam menciptakan prestasi dan kemandirian,” tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Putra Asga Elevri menambahkan, penghargaan ini bentuk apresiasi bagi para guru inspiratif.
“Membuktikan bahwa keistimewaan mereka bukanlah penghalang untuk memberikan pendidikan berkualitas dan berperan aktif dalam membangun masyarakat,” ujar Putra Asga.
Asga menjelaskan, penghargaan diberikan kepada 5 orang guru penerima Anugerah Guru Penyandang Disabilitas, 3 orang Guru penerima Penghargaan Terima Kasih GuruKhu.
Selain itu, Kemendikdasmen juga mengundang 50 orang guru SLB dari Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti sharing session Guru Favorit Jambore GTK.
Adapun rangkaian kegiatan penghargaan ini meliputi seleksi administrasi, seleksi penilaian dan validasi terhadap kandidat terhadap Kepala Sekolah, rekan sejawat maupun peserta didik.
Pemberian penghargaan ini juga merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah atas kesejahteraan guru, dengan mempertimbangkan lingkungan kerja yang kondusif, aman, dan menyenangkan.
“Dengan penghargaan ini, guru akan merasa bangga sehingga termotivasi untuk terus menginspirasi, meningkatkan profesionalisme, dan berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional,” imbuhnya.
Ketua Komisi Disabilitas Nasional (KDN), Dante Rigmalia, mengapresiasi penghargaan yang diberikan Ditjen GTK Kemendikdasmen.
Ia berharap agar ke depan fasilitas pembelajaran untuk peserta didik penyandang disabilitas makin ditingkatkan karena dukungan semua pihak sangat penting bagi peserta didik khususnya penyandang disabilitas.
“Kami mengapresiasi Ditjen GTK yang menyelenggarakan kegiatan ini. Kami harap perayaan ini mendorong kita semua untuk merenungkan kembali pentingnya pembelajaran yang bermutu,” tutur Dante.
Menurut Dante, ruang kelas adalah laboratorium bagi seluruh peserta didik. Potensi dan pengetahuan anak disabilitas bisa berkembang melalui peran guru yang baik.
“Kita perlu berikan sarana pendidikan yang layak kepada mereka sesuai dengan potensi masing-masing. Kami juga berharap agar para guru terus mengembangkan diri dan mendapat kesempatan untuk terus meningkatkan kapasitas mereka secara berkala,” pintanya.
Untuk diketahui, pemberian penghargaan Kategori Anugerah Guru Penyandang Disabilitas dibagi berdasarkan jenjang pendidikan formal.
Penghargaan jenjang TK/TKLB diperoleh Sadikin-SLB C Negeri Pembina Banjarbaru. Jenjang SD/SDLB diperoleh oleh Safrina Rovasita-SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta.
Selanjutnya jenjang SMP/SMPLB diperoleh Suwartono SKH Negeri 01 Kabupaten Tangerang, Banten. Jenjang SMA/SMALB diperoleh Almudani SLB Swasta Mutiara Louser, Gayo Lues, Aceh.
Serta jenjang SMK/SMKLB diperoleh oleh Ujang Kamaludin SMK Negeri 1 Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Pemberian Penghargaan kepada Guru Kategori Terimakasih GuruKhu diraih oleh Arum Puspitaningtyas-SLB Negeri Kutai Timur, Kalimantan Selatan. Kemudian Slamet B-SLB Negeri Kendal, Jawa Tengah, serta Nini Hudawanty-SLB YPAC Surabaya, Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: