Undang Dua Paslon Bupati Wonosobo, SARI Gelar Dialog Publik Dorong Komitmen Perlindungan Pekerja Migran
Acara dialog publik dengan tema 'Mendorong komitmen Pasangan Calon (Paslon) Bupati Wakil Bupati Kabupaten Wanasoho Periode 2025 2029 dalam pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang Inklusif', -Foto : Dok. Ari Sunandar/jateng.disway.id-
WONOSOBO, jateng.disway.id - Menjelang hari pencoblosan Pilkada 2024, Social Analysis and Research Institue (SARI) menggelar dialog publik dengan mengundang langsung dua paslon bupati yang akan berkontestasi pada Pilkada Wonosobo tahun 2024. Melalui dialog publik ini diharapkan bisa mendorong komitmen para kedua paslon bupati terkait perlindungan pekerja migran.
Dengan tema mengangkat tema 'Mendorong komitmen Pasangan Calon (Paslon) Bupati Wakil Bupati Kabupaten Wanasoho Periode 2025 2029 dalam pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang Inklusif', acara tersebut digelar di Ballroom Eagel Hotel, pada Kamis (07/11/2024).
Acara tersebut di selenggarakan dengan menghadirkan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo periode 2025-2029. Paslon 01 diwakili oleh Hasan Asy'ari dan Setyawan, sementara paslon 02 dihadiri langsung oleh Khoirulloh Al Mujtaba dan Sidqi Ferin Diana.
Ketua SARI, Tri Hananto menjelaskan, bahwa diselenggarakannya acara dialog publik ini tak lain untuk melihat sejauh mana para kandidat yang akan berlaga dalam melihat komitmen perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Wonosobo.
BACA JUGA:Masuk 3 Kabupaten Termiskin di Jateng, Wonosobo Jadi Uji Coba Makan Bergizi Gratis
"Kita ingin tahu sejauh mana keberpihakan para kandidat kepada para PMI di Wonosobo dan komitmen perlindungan pekerja migran. Karena PMI ini menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi devisa negara," ungkapnya.
Menurutnya, dibalik seorang PMI yang berhasil menjadi penyumbang devisa, tersimpan sejumput masalah yang dihadapinya. Dan menurutnya sejak dulu, PMI dianggap menjadi salah satu pekerja yang paling rentan mendapat masalah. Sehingga komitmen perlindungan pekerja migran sangat dibutuhkan.
BACA JUGA:Komisi Informasi Provinsi Jateng Monev Keterbukaan Informasi Publik Pemkab Wonosobo
"Dalam sesi diskusi, sejumlah tantangan kan masih terus dihadapi oleh para pekerja migran, termasuk mereka yang berasal Wonosobo," ungkapnya.
Di antaranya, adalah status legal yang kerap berubah menjadi ilegal di negara tujuan akibat konflik dengan majikan atau kekerasan. Beberapa pekerja migran bahkan terjebak perekrutan ilegal secara daring. Maka, komitmen perlindungan pekerja migran sangat penting didorong kepada para paslon bupati.
BACA JUGA:Melanggar Aturan, Sekda Wonosobo Sidak Pendirian Bangunan di Atas Sungai Wangan Aji
"Perkembangan teknologi telah memicu peningkatan perekrutan online yang tidak sah. Ini membutuhkan kesadaran dan sosialisasi lebih lanjut terkait migrasi aman," ujar perwakilan SARI Wonosobo.
Masalah lain muncul saat pekerja migran kembali ke desa. Meski remitansi mereka signifikan bagi perekonomian, pengelolaan keuangan yang belum optimal menjadi tantangan. SARI Wonosobo mengusulkan agar para pekerja migran dibekali keterampilan pengelolaan keuangan dan diberdayakan melalui koperasi serta pengembangan UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: