Mengenang Pertempuran 5 Hari di Semarang, Pemuda Semarang Pukul Mundur Penjajah Jepang

Mengenang Pertempuran 5 Hari di Semarang, Pemuda Semarang Pukul Mundur Penjajah Jepang

Sejumlah remaja membawakan treatikal pertempuran 5 hari di Semarang, dikawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Senin 14 Oktober 2024.--Wahyu sulistiyawan

SEMARANG, diwayjateng.id - Oktober menjadi bulan bersejarah bagi warga Semarang. Peristiwa yang seharusnya hinaan menjadi kebahagiaan atas kemerdekaan Republik Indonesia justru berubah jadi pertempuran antara pemuda Semarang melawan tentara Jepang yang dipicu atas meninggalnya Dr Kariadi pada 15-20 Oktober 1945. 

Peristiwa yang menampilkan ribuan orang tersebut dinamakan dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Untuk mengenang jasa pahlawan, maka diselenggarakan upacara peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, dengan aksi treatikal yang dibawakan teater mahasiswa dari Uiversitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) dan pelajar SMA di Semarang.

Aksi ini menceritakan para pahlawan dan warga bahu-membahu melawan penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, di Kawasan Tugu Muda. Dari sejarah yang ada, saat pertempuran lima hari, perang pecah diberbagai wilayah, salah satunya di Kampung Batik yang harus dibumihanguskan oleh penjajah.

 Momen ini menjadi sejarah bagi Adinda Novera, siswa SMA Negeri 7 Semarang yang terpilih untuk ikut serta dalam pementasan pertempuran lima hari di Semarang. Adinda yang berperan sebagai warga pribumi mengaku bahagia dan baru pertama kali bergabung.

"Seneng banget bisa ikut bergabung, bisa merasakan saat warga semarang dijajah Jepang saat itu. Ini baru pertama kalinya, karena diajak teman ikut audisi dari slebaran," ungkapnya. Senin, 14 Oktober 2024.

BACA JUGA: Diduga Kelelahan, 4 Pemain Pingsan Usai Bawakan Teatrikal Pertempuran 5 Hari Di Semarang

BACA JUGA: Imigrasi Jateng Amankan 11 WNA yang Kerja Tanpa Izin

Ribuan warga juga nampak memadati kawasan Tugu Muda Semarang karena antusias melihat suguhan saat warga Semarang melawan tentara Jepang. "Akhirnya bisa tahu sejarahnya Pertempuran Lima Hari di Semarang, dan ini merupakan agenda satu kali sekali. Ya itung, itung buat belajar," kata Rinjani salah satu siswi kelas 5 SD di Gunungpati.

Tepat pukul 19.30, lampu penerangan jalan dan bangunan dimatikan. Sirine berbunyi dengan kencang diiringi suara tembakan sebagai pertanda detik-detik peringatan pertempuran lima hari di Semarang mulai.

Treatikal dibuka oleh dua orang yang mencari Wongsonegoro, untuk mengabarkan naskah proklamasi yang diperoleh dari kode morse untuk dibacakan didepan warga. Kabar tersebut disambut gembira oleh warga Semarang.

Adapun nama Wongsonegoro sendiri, saat ini diaabadikan menjadi nama RSUD milik Pemkot Semarang. Sayangnya tak berselang lama, tentara Jepang yang tidak menerima bendera Jepang diturunkan diganti bendera Merah Putih. Karena aksi tersebut, tentara Jepang melakukan pembakaran di Kampung Batik dan melakukan pembantaian besar-besaran di Bulu. 

Dalam aksi teatrikal ini, juga ditampilkan Dr Kariadi melakukan pengecekan di Reservoir Siranda yang dikabarkan diracun hingga akhirnya gugur, karena diserang tentara Jepang.

Singkat cerita, perangpun terjadi karena warga mendengar dr Kariadi gugurnya, hingga akhirnya perang terjadi dibeberapa titik dan berlangsung selama lima hari. Ribuan warga semarang gugur untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: