Menghangat, Isu Bupati Impor di Pilkada Batang 2024 Ditanggapi Pengamat Politik
Pengamat Politik Universitas Pekalongan Dr Achmad Suharto, SH MH-Bakti Buwono/Disway.id-
DISWAYJATENG.ID, BATANG - Isu Bupati impor masih cukup efektif menggoda pemilih di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Kabupaten Batang. Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Pekalongan Dr. Achmad Soeharto, SH.MH.
"Isu ini masih cukup ampuh digunakan oleh elit/ aktor politik dalam rangka mendulang suara," kata manta Ketua Bawaslu Kabupaten Batang itu di kantornya, Rabu 11 September 2024.
Ia menilai isu Bupati impor dan isu primordial sedikit banyak mampu mengalihkan perhatian pemilih dari penilaian yang sebenarnya terhadap seorang calon.
"Kalau kita melihat kedua Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Batang, tentunya masyarakat Batang sudah banyak yang tahu mana putra daerah dan mana yang bukan putra daerah," tambahnya.
BACA JUGA:Pencabutan TAP MPRS No XXXIII/MPRS/1967 Momen Mengembalikan Martabat Soekarno sebagai Bapak Bangsa
Ia menyebut arti kata putra daerah menurut Samuel Hutington adalah genealogis/biologis dimana asli dilahirkan di daerah yang tersebut atau tidak dilahirkan di daerah tersebut, tetapi mempunyai orang tua yang berasal dari daerah tersebut.
Dalam kajian demokrasi, Isu Bupati Impor merupakan kemunduran dari cara berpikir dan lebih condong pada kepentingan pragmatis dan politis.
"Hal ini berdampak pada pengikisan nilai-nilai demokrasi yang mengedepankan kesetaraan dan integrasi sosial," tuturnya.
Harto menyebut pemilih semakin cerdas dalam menentukan pilihannya.
Ia berujar hanya pemilih tradisional yang masih berkutat dengan paradigma primordial dan emosional lah yang akan termakan dengan isu Bupati impor.
BACA JUGA:Hari Radio Nasional, Walikota Pekalongan: Siarannya Selalu Temani di Perjalanan
Harto menyebut untuk menentukan pemimpin seharusnya dipilih dari sisi kualitas kepemimpinan, komitmen, kapabilitas, integritas maupun visi -misi.
Wakil Rektor II Unikal itu menyebut pro kontra Bupati impor maupun Kepala Daerah harus putra daerah, sebenarnya kurang relevan dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Batang.
"Sebab yang dibutuhkan adalah kelayakan dan kapabilitas seorang pemimpin untuk membawa perubahan yang signifikan / lebih baik lagi dari sebelumnya serta menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: